SAMIN-NEWS.com, PATI – Memasuki Senin (23/11) pagi tadi, Tim Pemakaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati harus sudah kembali menyiapkan pemakaman jenazah seorang laki-laki dengan standar protokol Covid-19. Tempat tinggal sehari-hari, adalah Desa Sukorukun, Kecamatan Jaken, Pati.
Akan tetap, berdasarkan keterangan yang dihimpun ”Samin News” (SN), tempat tugas almarhum sehari-hari adalah di Semarang. Sedangkan sebelum meninggal, almarhum sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Demak, dan hal itu sesusai dengan ambulans yang mengantar jenazah almarhum hingga sampai ke TPU Sukorukun, adalah ambulans bantuan Bank Jateng untuk rumah sakit itu, di mana saat itu Kabupaten Pati juga mendapat ambulans dari bank yang sama.
Saat pemakaman berlangsung, keluarga almarhum memang ikut hadir di lokasi pemakaman yang terletak di tengah-tengah areal persawahan di sisi barat desa. ”Begitu jenazah tiba di lokasi TPU kami pun langsung bergerak untuk melakukan pemakaman, sehingga begitu semua selesai keluarga baru memanjatkan doa dan menabur bunga,”ujar salah seorang anggota tim yang akrab disapa Purnama.
Dengan demikian, lanjutnya, pemakaman dengan standar protokol Covid-19 pagi itu sudah berakhir, tapi sebelum itu tim juga mendapat informasi jangan balik ke posko di BPBD Pati. Pasalnya, di wilayah kecamatan yang sama juga akan berlangsung pemakaman jenazah dengan standar protokol Ciovid-19, tapi masih harus dinegosiasi karena status kependudukan almarhumah yang sudah dipulangkan oleh suaminya ke orang tuanya.
Sedangkan orang tua almarhumah, adalah warga Desa.Kecamatan Sumber, Rembang tapi suami adalah warga Desa Ronggo, Kecamatan Jaken yang konon menolak pemakamannya dilakukan di Ronggo. Sampai siang ini, atau sampai berita ini diturunkan belum ada informasi lebih lanjut, dan hanya disebutkan belum ada titik temu.
Sementara itu, Tim Pemakaman daru BPBD yang begitu mendapat informasi langsung berencana mengambil pos tunggu di wilayah Kecamatan Jaken, akhirnya memutuskan untuk kembali ke Posko di pinggir jalan raya Pati-Kudus. ”Hal itu sebagai sikap kesiagaan jika mendadak ada informasi jenazah yang harus dimakamkan dari rumah sakit atau desa lain,”imbuhnya.