Kebanyakan Tim Pemakaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, bisa dipastikan saat ini sudah memasuki dan mengalami fase kejenuhan karena berbulan-bulan baik, pagi, siang, malam dan bahkan dinihari kadang-kadang masih berada di kuburan, dan itu pun kadang-kadang masih sering mendengar cercaan warga di tempat atau desa mana tim tersebut harus memakamkan jenazah dengan standar protokol Covid-19, sepertinya tim dianggap sebagai pihak yang menentukan atau memutuskan bahwa jenazah harus dimakamkan dengan standar protokol Covid-19 yang sebenarnya hanyalah relawan. Karena itu dalam mencari obsesi menghilangkan kejenuhan dalam situasi seperti itu, karena mereka juga manusia biasa yang mempunyai niat baik untuk bisa berbuat demi sasama manusia lainnya, maka munculah hal-hal yang bisa melawan kejenuhan dan kebosanan yang menyerangnya, karena hal itu memang tak bisa dihindari.
Salah satu menghindari saat kebosanan muncul pada diri mereka, maka ada yang iseng bila harus menunggu jenazah yang harus dimakamkan pada malam hari tapi ambulans yang membawanya tidak segera sampai di pemakaman, maka beberapa di antara mereka pun iseng mencari potongan kayu atau ranting yang ada di sekitar malam untuk membuat api unggun atau bediang sekalian asapnya untuk mengusir nyamuk kuburan, dan saat jenazah sudah datang api unggun itu pun cukup diinjak dengan sepatu mereka sudah padam. Akan tetapi ada juga yang lebih jeli untuk mencermati pohon-pohon besar yang tumbuh di tengah kuburan tersebut, seperti pohon trembesi biasanya pada bagian batangnya menjadi tempat tumbuhnya bunga anggrek liar, maka mereka pun ada yang mencari galah bambu karena kebetulan di sekitar kuburan tersebut biasanya dikitari rumpun bambu yang sudah ditebang, maka dengan galah bambu tersebut bisa dimanfaatkan mengambil bunga anggrek liar itu kemudian dibagi kepada yang mau, dan dibawa pulang sebagai buah tangan untuk istri tercinta yang mempunyai hobi menanam bunga di rumah.
(Foto:SN/aed)