SEBUAH pertunjukan baru kini sedang dipertontonkan oleh dua partai politik besar di negeri kita sekarang ini. Bukan lagi hanya sekedar pertarungan di ajang perebutan kursi kekuasaan, kini wilayah pertempuran tersebut sudah melebar jauh hingga ranah rasuah.
Rasuah atau korupsi sebenarnya bukan isu yang cukup seksi untuk terus-menerus diperbincangkan. Hal tersebut barangkali imbas terlalu seringnya pertunjukan semacam ini dipertontonkan di ruang publik.
Namun bagi beberapa pihak kali ini sedikit berbeda, hal tersebut lantaran space panggung kali ini diisi oleh dua pihak yang saling benci namun terkadang nampak begitu sayang.
Jika kita menengok masa lalu, dulu keduanya saling beradu dan bersaing dalam memperebutkan kursi kekuasaan yang katanya keduanya akan mensejahterakan rakyat. Namun kali ini nampak berbeda, keduanya kini justru sedang nampak bersaing dalam ranah rasuah atau korupsi yang sejatinya justru menyengsarakan rakyat.
Istimewa !
Selang sepekan saja, setelah menteri kkp yang entah pemeran utama atau figuran berhasil ditahan, pekan berikutnya sang menteri sosial menyusul dengan status tahanan yang sama.
Terkadang kita tentu merasa dibuat bodoh dengan kondisi semacam ini. Entah apa yang ada dalam benak mereka, bukankah saat ini rakyat dalam kondisi setengah mati menghadapi situasi yang amat sangat sulit karena pandemi virus corona.
Bukankah saat ini, semua orang merasakan penderitaan, kesulitan, ketidakpastian, phk dimana-mana, kesempatan kerja pada tutup, iklim usaha tidak bersahabat. Semua serba kekurangan, sektor swasta atau para pelaku ekonomi kecil sekarang ini pada makan uang tabungan.
Bahkan ekstrimnya, saat ini seolah yang memiliki uang hanyalah pemerintah. Dan mungkin saat inilah sebenarnya momentum yang tepat bagi pemerintah untuk menunjukkan empati kepada masyarakat yang sedang sekarat.
Bak orang yang sedang menenggak miras, mereka berdua seolah lupa bahwa merekalah yang selama ini paling sering mengumbar janji manis dan mengutuk perilkau korupsi yang menyengsarakan bangsa.
Belum hilang diingatan kita semua, satunya menuduh korupsi, dan satunya lagi dituduh pelaku korupsi. Sekarang, dua-duanya tertuduh dan terbukti korupsi. Sekarang, terbukalah mata rakyat bahwa maling teriak maling sudah sama-sama diam saat ini.
Andaikan saja kita bisa memilih, tentu kita tidak ingin keduanya harus terbongkar busuknya di masa masyarakat menderita seperti sekarang. Sebab, keduanya tentu sangat berhasil melipat gandakan luka yang sekarang jelas masih menganga.
Jelas, saat ini kita sedang sedikit menitipkan asa pada peran KPK. Sebab, korupsi ini tidaklah sekedar diperankan oleh orang perorang atau menteri, namun ini korupsi bisa jadi adalah sebuah paket yang dijalankan secara komunal.
Satu pihak merasa bahwa, sisa menghabiskan periode, maka ambil sebanyak-banyaknya untuk “Saldo”, sementara satu lagi akan mengisi “Tabungan” untuk periode yang akan datang.
Sungguh luka yang begitu menganga, anjayyy!!