SAMIN-NEWS.com, BLORA – Hampir sebagian besar wilayah di Kabupaten Blora saat musim kemarau menghadapi masalah yang sama, yaitu kekeringan. Salah satu model yang bisa diterapkan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan memanen air hujan, menyimpan air hujan saat musim penghujan untuk digunakan saat musim kemarau.
Dalam mengantisipasi bencana kekeringan tersebut, Rumah Zakat bersama dengan Pemerintah Desa Sempu, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora memanfaatkan air hujan melalui Komunitas Tadah Berkah.
“Budaya menabung dan memanen air hujan pada musim penghujan saat ini harus mulai dilakukan. Sehingga, ketika musim kemarau datang, tidak sampai mengalami musibah kekeringan yang parah,” ujar Siti Karyani Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat.
Menurutnya, alat-alat yang dibutuhkan untuk menampung air hujan, sangat sederhana. Cukup menggunakan pipa dan tempat penampungan air atau water torrent bila ingin langsung digunakan untuk kebutuhan sehari-sehari, atau bisa langsung dialirkan ke sumur resapan.
“Seluruh talang air hujan harus dimanfaatkan untuk menabung air. Supaya tidak ada kotoran yang masuk, kami beri kawat saring terlebih dahulu sebelum air masuk ke pipa. Lalu di atas water torrent juga perlu diberi kain saringan untuk ‘menangkap’ debu, sehingga air yang tersimpan dalam kondisi bersih, ” paparnya.
Pemrosesan air hujan dilakukan dengan metode elektrolisa untuk memisahkan sifat asam dan basa pada air. Hasil pemisahan yang bersifat basa inilah yang digunakan untuk kebutuhan air minum dan bahan obat-obatan. Sedangkan yang asam dijadikan bahan pupuk cair organik.
Sementara itu Lilik Zubaidi Kepala Desa Sempu mengatakan memanen air hujan ini sebagai salah satu solusi jangka panjang di musim kemarau.
Sebagai langkah tindak lanjut, pihaknya berencana akan melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait memanen air hujan.
“Negara-negara lain atau daerah-daerah lain sudah melakukan hal ini, dan kita juga harus memulainya,” pungkasnya.
(Pengirim : Tulus Prihadi)