SAMIN-NEWS.com, PATI – Sampai Rabu (2/12) dari sore hingga malam hari, Pati sebenarnya kembali memakamkan tiga jenazah, tapi hanya satu jenazah yang dimakamkan dengan stadar protokol Covid-19 oleh Tim Pemakaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Sebab, dua jenazah lainnya yang disebut-sebut positif hasil swab test-nya dimakamkan sendiri oleh keluarga dan warga.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun menyebutkan, sebagaimana pemakaman jenazah seorang perempuan juga warga Bajomulyo, Kecamatan Juwana sampai harus berlarut-larut berjam-jam. Padahal meninggalnya di rumah terjadi sekitar pukul 07.00, dan siap dilakukan pemakaman biasa, termasuk upaya pemulasaraannya, tapi tiba-tiba datang informasi bahwa hasil swab test almarhumah positif.
Karena itu pihak yang berkompeten di Juwana, harus melakukan pendekatan dan negosiasi dengan pihak keluarga sehingga hal itu membutuhkan waktu berjam-jam. Baru kemudian pada tengah hari jenazah harus diambil dari rumah duka dan selenjutnya dibawa ke Rumah Sakit (RS) Budiagung Juwana, untuk dilakukan pemulasaraan, karena meninggalnya almarhum berlangsung di rumah.
Akan tetapi, sebelum meninggal kondisi kesehatan almarhuman sudah tidak maksimal dan mengira hanya kurang enak badan, sehingga cukup periksa di mantri kesehatan. Akan tetapi Senin (30/11) lalu, harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Dokter Sutrasno Rembang, dilakukan swab test belum diketahui hasilnya almarhum minta pulang, tapi Rabu (2/12) pagi meninggal.
Karena semua serba buru-buru mengingat jenazah terlalu lama belum bisa dimakamkan, mengingat tim pemakaman juga masih melaksanakan tugas yang sama di Desa Mintorahayu, Kecamatan Winong, maka pemakaman pun dilakukan oleh keluarga dan warga. Dengan demikian, enam orang yang harus mengusung peti jebazah ke lubang pemakaman jika memakai alat pelindung diri (APD) pun tidak lengkap.
Sedangkan untuk pemakaman sore hingga menjelang malam yang berlangsung di Desa Sembaturagung, Kecamatan Winong, dilakukan sendiri oleh pihak keluarga. ”Jenazah yang meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo tersebut memang semua dari keluarga jajaran kesehatan, sehingga kami mempercayakan pemakaman tersebut sepenuhnya,”ujar Camat Jakenan, Drs Aglis Mulyana.
Sementara itu, penakaman yang berlangsung semalam di TPU Bogo, adalah almarhum seorang laki-laki juga warga Desa Bajomulyo. Sebelum meninggal, sempat dirawat di RSU Dokter Kariadi Semarang dengan riwayat penyakit stroke ringan, dan untuk proses pemakaman agak tersendat karena tim harus menata kembali lubang makam.
Selesai dilakukan penambahan lebar makam dengan mennggunakan linggis, karena lubang sudah terdapat peti jenazah yang tidak bisa masuk sampai bawah (dasar), akhirnya setelah bisa sedikit turun pun kemudian diinjak petinya tepat pada bagian kepala. Proses itulah yang memakan maktu terlalu lama, karena hampir setengah jam lebih.
Begitu petu jenazah bisa masuk hingga dasar lubang pemakaman, maka tim pun memberi tahu pihak keluarga yang ikut hadir saat pemakaman. Pihak keluarga diminta pertimbangan, sudah tempat dengan kondisi seoperti itu atau masih ada yang kurang, terutama yang berkait dengan masuknya peti jenazah ke dalam lubang yang semula sempat terhambat, tapi akhirnya menyatakan sudah cukup sehingga pengurukan/penutupan lubang makam baru dilakukan tim.