Sosialisasi Penyamaan Persepsi oleh DKK Dijadwalkan Hingga Akhir Januari

SAMIN-NEWS.com, PATI – Lantaran pemerintah Kabupaten Pati saat ini menerapkan PPKM untuk membatasi mobilitas masyarakat, maka kegiatan yang dilakukan Sosialisasi penyamaan persepsi bagi kader Posyandu oleh DKK dijadwalkan secara bertahap. Tidak bisa semua kader Posyandu di Pati diundang sebab korelasinya dengan maksimum diisi hanya separuh dari kapasitas ruangan.

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati menargetkan upaya menyamakan persepsi terkait pengukuran dan penimbangan bayi akan berakhir pada akhir bulan Januari 2021. Pengukuran dan penimbangan bayi dilakukan oleh kader Posyandu masing-masing desa untuk mengetahui kondisi bayi.

“Targetnya akhir Januari sudah selesai, dan ini tinggal dua pertemuan lagi,” ucap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Hartotok seusai acara sosialisasi Orientasi Surveilans Gizi Bagi Kader Posyandu, Kamis (28/1/2021).

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Hartotok.

Diketahui tujuan penyamaan persepsi bagi kader Posyandu adalah untuk mengetahui data tumbuh kembang bayi. Sehingga, dari data yang diperoleh dari pengukuran serta penimbangan itu bisa digunakan dalam mengetahui perkembangan stunting. Sehingga, data yang diambil itu seyogyanya harus teruji.

Selain itu, kata dia penimbangan bayi secara serentak bakal diagendakan dua kali yakni bulan Februari serta bulan Agustus. Sehingga, dari pengukuran itu dilakukan dimanapun berada hasilnya akan tetap sama.

“Sehingga, setelah mendapat sosialisasi terkait program ini maka kader Posyandu masing-masing desa bisa menjalankan mulai bekerja,” terangnya.

Namun perlu digarisbawahi mengingat saat ini masih ada wabah, maka pihaknya mengingatkan penjadwalan bisa disesuaikan dengan jumlah bayi. Penjadwalan itu bisa dibuat oleh kader Posyandu desa. Pasalnya, terlebih ada PPKM dan tidak boleh melanggar aturan protokol kesehatan.

“Mungkin balitanya banyak, jadi ada beberapa tahap ada beberapa gelombang. Sehingga penerapan 3M termasuk jaga jarak itu kita pantau,” tambah Hartotok.

Oleh sebab itu, katanya penanganan balita stunting dengan pengukuran serentak itu akan diawasa oleh OPD terkait. Karena, pengendalian stunting menggunakan konsep konvergensi yang artinya adalah menyeluruh melibatkan banyak pihak.

“Jadi pada saat pelaksanaan itu, OPD terkait akan dibagi untuk mengawasi dan meninjau. Tujuannya salah satunya adalah memastikan penerapan (kesadaran) protokol kesehatan melalui 3M itu,” pungkasnya.

Previous post Samakan Persepsi Pengukuran Bayi Guna Jaga Validasi Data
Next post Indonesia Darurat Fasilitas Kesehatan

Tinggalkan Balasan

Social profiles