SAMIN-NEWS.com, PATI – Viralnya video asusila oleh sepasang muda-mudi di obyek wisata Waduk Gunung Rowo pada beberapa hari lalu, justru disebut mempunyai imbas positif. Karena, semula dari pihak pengelola objek wisata dalam hal ini Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) tidak ada perhatian.
“Dengan viralnya kejadian ini terimakasih dari pihak pemerintah yang setempat sehingga mau turun langsung ke bawah, jadi sekarang ada perhatian,” kata anggota paguyuban pedagang Waduk Gunung Rowo, Kusmani Setiawan kepada Saminnews, Selasa (19/1/2021).
Kejadian tindak asusila ini menjadi alarm bersama. Dimana terkait sistem pengawasan pengelola objek wisata yang teledor. Sehingga, dalam operasional di bawah terkesan diperhatikan punya sosok pendamping. Sehingga, pun dari pihak pedagang setempat tidak bingung mau mengadu.
“Selama ini tidak diperhatikan oleh Dinas terkait maupun pemerintah, kami mohon maaf terkait hal ini berjalan sendirian (pengelolaan, red). Dan mohon maaf dari kami, ini juga kecolongan,” imbuhnya.
Menurutnya, ketika ada perhatian serius dari pemerintah terkait kejadian seperti ini bisa diantisipasi. Bukan hanya sekedar sosialisasi, melainkan juga ke depannya. Jadi kami butuhkan tidak hanya sekedar imbauan melainkan pendampingan.
“Sebenarnya hal-hal seperti ini sering terjadi, tapi cuma kan kita mau mengadu kepada siapa. Kalau kita foto kita perlihatkan, justru kekhawatiran kami kena pasal Undang-undang ITE. Jadi, misalpun lihat, dijarke (dibiarkan, red),” terangnya.
Pihaknya mengatakan bahwa kejadian seperti ini sudah berkali-kali. Warga atau pedagang di sekitar Waduk Gunung Rowo tidak tahu apa yang harus dilakukan. Alhasil, pelaku asusila di tempat wisata pada akhirnya dibiarkan. Akan tetapi, pihaknya tidak menyebutkan secara gamblang pastinya.
“Ketika mau ditangkap rame-rame juga nanti kena kasus tindak kekerasan. Misalnya nanti ada yang gak terima, kemudian ada massa, nanti kami juga kena hukum. Jadi kami serba salah,” tutup Kusmani.