Banjir Surut; Relawan Ingatkan Pentingnya Penyedotan Air Sumur Warga

Kondisi lingkungan warga di Desa Doropayung, Kecamatan Juwana yang sudah surut dari genangan air banjir, selama hampir dua pekan.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Banjir yang menggenangi beberapa wilayah Kecamatan di Kabupaten Pati, seperti Sukolilo, Kayen, Gabus, Margorejo, Pati, Jakenan, dan Juwana mulai surut. Hanya saja air masih menggenangi tanaman padi miliK warga di antaranya, ada warga Desa Tanjang Kosekan, Kecamatan Gabus.

Khusus genangan air di areal persawahan yang masih menggenangi tanaman padi petani dari rata-rata pantauan masih berkisar anatara 35 cm yang terendah. Sedangkan yang tertinggi ada pula yang masih mencapai 50 s/d 60 cm, sehingga saat ini adalah saatnya warga mengais sisa-sisa bulir padi yang terendam.

Terlepas dari hal tersebut, papar Koordinator Forum Relawan Peduli Banjir (FRPB) Pati, Sutiknya, pihaknya mengingatkan agar pihak yang berkompeten atau siapa pun yang mempunyai kepedulian. ”Yakni, untuk melakukan penyemprotan air terhadap sisa-sisa endapan lumpur banjir yang tertinggal di halaman rumah maupun di jalan lingkungan desa,”ujarnya.

Tanaman padi petani yang masih tergenang air tapi batas surutnya genangan air tampak pada batang padi yang ke hitam-hitaman.

Dengan demikian, lanjutnya, saat warga menghadapi pascabencana tidak melihat kondisi lingkungan tempat tinggalnya maupun akses jalan desa masih menyisakan endapan lumpur, dan hal itu bisa dilakukan relawan jika diberikan tugas. Yakni, menggunakan mobil tanki penyemprot seperti milik pemadam, dan juga tanki air Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Selebihnya yang tak kalah penting adalah sumur-sumur milik warga, baik yang ada di halaman depan, samping kiri dan kanan maupun di belakang rumah. Akan tetapi selama terjadi genangan banjir di sekitarnya sudah pasti kemasukan air, sehingga saat itu belum bisa langsung dipergunakan, maka perlu dilakukan penyedotan agar air yang nanti keluar berganti air yang benar-benar bersih dan siap pakai pada pascabanjir.

Selain itu, jajaran pihak kesehatan baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) maupun Puskesmas dan juga Puskesmas pembantu saling bahu membahu untuk melakukan fogging, mencegah berkembangnya nyamuk pembawa demam berdarah, yaitu nyamuk aides aigepty yang sudah mulai bersarang di sisa air dalam botol maupun potongan ruas bambu,”imbuhnya.

Previous post Hindari Terjun Bebas, Pelaku UMKM Didorong Maksimalkan Digital
Next post BPS Adakan Survei KSA Tiap Bulan

Tinggalkan Balasan

Social profiles