SAMIN-NEWS.com, PATI – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) disaat pandemi ini sangat terdampak. Menyebabkan produktivitas maupun pemasaran sektor UKM lesu. Namun, pemerintah membuat terobosan untuk mengangkat agar mampu bertahan dengan penyertaan modal stimulan.
Bantuan Presiden untuk UMKM atau BPUM yakni bantuan bagi usaha mikro yang sudah diluncurkan mulai bulan oktober salah satu kebijakan pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Adapun di Kabupaten Pati mengusulkan sebanyak 68.000.
“Ini sebagai terobosan-terobosan untuk menanggulangi supaya pelaku-pelaku usaha mikro tetap bertahan dan tidak mati,” kata Kepala Bidang UMKM pada Dinas Koperasi dan UMKM (Dinkopumkm), Kristiyanto kepada Saminnews beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, lanjutnya dalam realisasinya yang mungkin tidak memenuhi kriteria yang diharapkan oleh pemerintah pusat. Karena untuk pengusaha itu banyak kriteria yang ditetapkan.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh bank penyalur dari pihak BRI menyampaikan sudah mencairkan sejumlah 42000. Artinya sebanyak itu, pelaku UKM di Pati yang mendapat bantuan permodalan untuk mengembangkan usahanya.
Sementara itu, pemerintah daerah tidak lepas tangan. Pasalnya, pihaknya mengaku memaksimalkan sektor pemasaran dari produk pelaku UKM Pati. Sehingga, yang mana pandemi berimbas terbatasnya pergerakan pemasaran, dialihkan pemasaran secara digital.
“Untuk pemberdayaan terobosan dari dinas membantu pemasaran UKM melalui pemasaran digital dan bekerja sama dengn Tokopedia. Dinas mempertemukan pelaku UKM dengan Tokopedia,” terangnya.
Saat ini sudah mulai naik jika dibandingkan dengan masa-masa di awal pandemi, ketika pandemi semua terpuruk hampir bisa dikatakan terjun bebas, karena semua ditutup, pemasarannya tidak bisa.
Selain itu, Ia juga mendorong para pelaku UKM untuk berinovasi atau untuk beralih dari usaha yang semula tidak laku, ke produk yang potensial seperti membuat masker. Dan peluang lain yang masih menjadi potensial untuk digarap.