SAMIN-NEWS.com, PATI – Sesuai data akumulatif di Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Senin (8/2) lalu hingga sekarang bahwa dampak dari terjadinya bencana banjir menyebakan sedikitnya 2.269 hektare tanaman padi petani umur rata-rata antara 50 s/d 75 hari terancam puso. Hal tersebut sesuai luas keadaan pada laporan periode itu, sehingga kondisi tersebut dimungkinkan masih bisa bertambah.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, H Muktar, ketika ditanya berkait hal tersebut, Kamis (11/2) tadi pagi membenarkan . Sedangkan tanaman padi yang terkena genangan banjir sesuai keadaan pada laporan periode itu seluruhnya mencapai 2.955 hektare dengan rincian masing-masing di wilayah kecamatan yang tergenang.
Di antaramnya, adalah Kecamatan Juwana hanya satu desa, yaitu Margomulyo dengan luas tanaman padi warga 214 hektare yang terkena 92 hektare. ”Berikutnya, di Kecamatan Jakenan sebanyak 10 desa dengan luas tanam mencapai 1.228 hektare yang terkena genangan banjir seluas 746 hektare,”ujarnya.
Berikutnya, lanjut dia, adalah tanaman padi petani di sepuluh desa di Kecamatan Pati dengan luas tanam seluruhnya mencapai 921 hekatare dengan sisa periode sebelumnya/perubahan kriteria luas 107 hektare. Adapun yang terkena 332 hektare, dan puso 107 hektare, dan Kecamatan Gabus dengan 13 desa, dan luas tanamnya mencapai 1.870 hektare serta sisa periode sebelumnya 349 hektare dan luas tambah pada periode laporan 98 hektare, terkena 652 hektare dan luas kumulatif terkena 452 hektare.
Di wilayah kecamatan ini tanaman padi petani yang puso mencapai 349 hektare, disusul wilayah Kecamatan Sukolilo dengan luas tanam 3.242 hektare dengan sisa periode sebelumnya/perubahan kriteria seluas 886 hektare/ puso mencapai 886 hektare.
Selain itu di Kecamatan Kayen sebanyak empat desa dengan luas tanam .1167 hektare, puso 617 haktare. ”Kecamatan Margorejo luas tanam 339 hektare puso seluas 290 hektare, luas komulatif terkena 85 hektare, dan kerugian material atas terjadinya bencana tersebut masih dihitung tapi untuk sementara dipastikan mencapai puluhan miliar lebih,”tandas Muktar.