Pemerintah Dinilai Tak Siap Tangani Bencana

SAMIN-NEWS.com, PATI – Wakil Ketua PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Pati, Ahmad Rifa’i menilai pemerintah tidak siap menangani bencana. Mitigasi yang dilakukan tidak mampu mengurangi daya rusak bencana banjir terhadap kelangsungan hidup masyarakat.

“Pemerintah provinsi maupun kabupaten tidak siap. Berulangkali mengajak masyarakat waspada bencana. Tetapi nyaris tak melakukan hal lainnya selain ajakan-ajakan itu. Tanggul tetap jebol tanpa antisipasi, sungai tetap meluap merendam desa-desa. Akhirnya rakyat lagi yang menanggung akibatnya,” kata Rifa’i.

Ia menyebut selain carut marut tata kelola lingkungan dan sumber daya alam, Rifa’i menilai, rusaknya daya tampung dan daya dukung lingkungan. Termasuk tutupan lahan dan daerah aliran sungai (DAS) padahal banjir kali ini sudah bisa diprediksi terkait cuaca oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika tentang keberadaan badai La Nina.

Tak hanya merendam rumah, Rifa’i mengatakan, petani juga mengalami kerugian, seperti di Desa Tanjang,  Babalan, Kecamatan Gabus dan Desa Karangrowo, Kecamatan Jakenan. “Belum lagi petambak yang mengalami kerugian banyak di daerah Juwana. Kami harap pemerintah ke depan harus menyiapkan bibit gratis agar petani bisa menanam lagi setelah surut,” Ia menjelaskan.

Melihat bencana yang kerap terulang, Ia mendesak pemerintah agar lebih tanggap bencana, mengevaluasi perizinan industri ekstraktif, menghentikan izin baru. “Pemerintah juga harus mengevaluasi rencana tata ruang wilayah dan memastikan keselamatan rakyat agar banjir tak terulang,” ungkapnya.

Ia juga menyebut penegakan hukum terhadap perusak lingkungan yang tak berjalan baik. Meskipun ia mengakui pemerintah memberikan perhatian terhadap sampah di sejumlah sungai. “Membersihkan sungai dari sampah saja tak cukup. Tambang-tambang yang merusak wilayah serapan air harus dievaluasi,” tambahnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Pati mencatat jumlah desa yang terdampak banjir mencapai 42 desa yang tersebar di enam desa dengan ketinggian genangan air bervariasi.

Desa paling banyak terdampak banjir tersebar di Kecamatan Gabus mencapai 12 desa. Adapun total rumah terdampak mencapai 3.938 rumah, sedangkan yang tergenang mencapai 2.931 rumah yang tersebar di enam kecamatan.

Previous post Meski Harus Model ”Saweran” GMBI Juga Peduli Warga Terdampak Bencana Banjir
Next post Lelang Paket Pengadaan Barang/Jasa Mulai Dibuka

Tinggalkan Balasan

Social profiles