SAMIN-NEWS.com, PATI – Banjir yang sudah menggenang dan merendam sedikitnya enam wilayah kecamatan dan puluhan desa lebih dari sepekan, menyebabkan ratusan hektare tambak petani terendam. Padahal, rata-rata tebaran ikan di tambak tersebut siap panen, karena umur ikan sudah tiga bulan lebih, dan bahkan sudah ada yang terendam sejak Desember 2020 lalu.
Karena itu, papar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Edy Martanto, dampak dari terjadinya banjir tersebut kerugian yang dialami para petani tambak untuk sementara ini sudah mencapai sekitar Rp 12 miliar lebih. Tidak tertutup kemungkinan, kerugian maupun areal tambak yang terendam banjir terus bertambah.
Sebab, personel petugas dari jajarannya masih akan kembali turun ke lapangan melakukan pendataan tahap berikutnya, ke lokasi tambak di desa maupun kecamatan lain. ”Apalagi, pendataan kondisi di lapangan tersebut berkait erat dengan pengajuan klaim asuransi atas kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya bencana alam itu,”paparnya.
Dengan demikian, lanjutnya, untuk sementara secara rinci bisa dilaporkan terendamnya areal tambak petani di beberapa wilayah kecamatan. Di antaranya, ada Kecamatan Sukolilo meliputi Desa Kasiyan, sebanyak 2,5 hektare tambak berisi ikan nila dan lele terendam, dan kerugian mencapai Rp 10 juta, serta berikutnya di Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero, tambak seluas 800 meter persegi berisi ikan lele juga terendam sehingga kerugian mencapai Rp 20 juta.
Berikutnya di Desa Wuwur, Kecamatan Gabus, di mana areal tambak petani seluas 98 hektare beridiri tebaran ikan nila, tombro, dan bandeng berumur tiga bulan terendam sehingga kerugian mencapai Rp 2 miliar. Berikutnya, di Desa Mintobasuki tambak petani seluas 2.500 meter persegi berisi ikan nila, lele, dan tombro sehingga kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 165 juta.
Sedangkan banjir di Juwana juga menenggelamkan 7 hektare tambak petani di Desa Growong Kidul berisi tebaran ikan nila, lele, bandeng dan udang sehingga kerugian mencapai Rp 130 juta. Berikutnya 70 hektare areal tambak di Desa Gadingrejo yang berisi udang dan bandeng dengan kerugian juga tak jauh berbeda, Rp 130 juta, dan banjir di Desa Mintomulyo merendam 102 hektare tambak petani yang terdapat tebaran bandeng dan udang dengan kerugian mencapai Rp 479 juta.
Untuk banjir di Kecamatan Kayen yang meliputi Desa Talun menenggelamkan 320 hektare tambak petani berusi bandeng, karper, nila, dan ikan hias koki dengan kerugian mencapai Rp 6,1 miliar. ”Banjir lainnya di Desa Pasuruan merendam 51 hektare tambak berisi karper dan nila dengan kerugian mencapai 1,2 miliar, dan banjir di Desa Srikaton merendam 45 hektare tambak petani berisi bandeng, karper, dan nila dengan kerugian mencapai Rp 952 juta,”imbuh Edy Martanto.