SAMIN-NEWS.com, PATI – Di tengah-tengah berlangsungnya panen padi hasil musim tanam (MT) I, ternyata Bulog Pati sampai saat ini masih mempunyai simpanan stok beras sebanyak 12.000 ton. Hal tersebut benar-benar menjamin terpenuhinya ketersediaan pangan untuk enam sampai dengan tujuh bulan ke depan.
Itu artinya, papar Kepala Bulog Pati, Yonas Haryadi, baik menjelang Puasa Ramadan maupun Idul Fitri 1442 Hijriyah, kebutuhan pangan di Pati dijamin aman. Dengan demikian, hal tersebut bisa diprediksi tidak akan terjadi gejolak kenaikan harga di masyarakat, atau kelangkaan persediaan pangan di wilayah kerjanya yang meliputi Kabupaten Pati, Jepara, Kudus, Rembang, dan Kabupaten Blora.
Apalagi, saat ini para petani juga tengah memasuki musim panen sehingga hal itu harus segera dicarikan jalan pemecahan, karena harga jual gabah di tingkat petani juga dikeluhkan tidak menguntungkan mereka. ”Karena itu, kami sudah mengajak para mitra kerja untuk melakukan serapan pengadaan,” ujarnya.
Melalui upaya tersebut, lanjutnya, paling tidak Bulog Pati bisa ikut andil menjadi penyangga stok pangan nasional. Aka tetapi jika belum bisa, maka paling tidak pihaknya bisa menjamin ketersediaan pangan bagi warga di wilayah kerjanya, sehingga harapannya sudah barang tentu agar para mitra kerjanya bisa menyerap hasil panen padi petani secara maksimal.
Akan tetapi di sisi lain, di Tahun 2020 Bulog Pati juga harus mengirim kebutuhan beras untuk memenuhi stok pangan di Daerah Istimewa Yogkarta (DIY). Kendati demikian, serapan para mitra kerja untuk kepentingan tersebut di musim panen seperti sekarang bisa lebih maksimal, dan paling tidak serapan tersebut bisa memenuhi gudang yang sudah kosong.
Karena itu, Bulog juga siap melakukan serapan berupa gabah dari para mitra kerja, sehinggqa stok yang tersedia nanti tidak hanya semata-mata berupa beras. ”Dengan menyerap gabah yang kondisinya akan menjadi gabah kering simpan (GKS), maka Bulog bisa memprosesnya menjadi beras kualitas premium,” imbuhnya.