SAMIN-NEWS.com, PATI – Menghadapi musim panen raya pada Musim Tanam (MT) I padi, pihak Bulog Pati langsung menghimpun para mitra kerjanya, untuk melakukan serapan gabah petani di wilayah kerjanya. Yakni, masing-masing di Kabupaten Pati, Jepara, Kudus, Rambang, dan Kabupaten Blora sehingga dalam waktu secepatnya setelah selsai mengurus urusan kelengkapan persyaratannya, mereka akan langsung menandatangani kontrak.
Dari sekitar 90 mitra kerja, papar Kepala Bulog Pati, Yonas Haryadi, saat ini sudah 30 orang yang mengajukan untuk kerja sama dalam melakukan serapan pengadaan untuk pemenuhan kebutuhan stok pangan nasional. Akan tetapi pihaknya menyadari, dalam kondisi panen raya seperti sekarang harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani memang cenderung menurun.
Sedangan harga GKP di Pati masih terhitung lebih baik, karena para pedagang pengumpul/penebas masih membelinya dengan harga antara Rp 3.500-Rp 3.600 per kilogram. ”Dalam kondisi seperti sekarang sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020, bahwa harga GKP adalah Rp 4.200 per kilogram,” ujarnya.
Akan tetapi, lanjut Yonas Haryadi, syaratnya untuk kualitas kadar air maksimal harus 25 persen dan hampa/kotoran maksimal 10 persen. Karena itu dalam serapan pengadaan ini, ada mitra kerjanya tidak hanya semata-mata memasukkan beras, malainkan sudah ada yang akan kontrak dalam bentuk gabah kering giling (GKG).
Untuk harga belinya, adalah Rp 5.300 per kilogram dengan syarat kualitas kadar air maksimal 14 persen, dan kadar hampa/kotoran maksimal 3 persen, harga tersebut adalah di pintu gudag. Karena itu, dalam serapan pengadaan tahun ini ada pula mitranya yang hendak memasukkan gabah, tapi masih memesan kemasan karung plastik untuk keperluan tersebut.
Sebab, antara kemasan karung untuk isi 50 kilogram beras dan 50 kilogram gabah tentu berbeda, tapi mitra kerja sudah ada yang memesan. Untuk serapan pengadaan untuk yang di Pati, kami mempunyai fasilitas gudang dengan kapasitas daya tampung 20.000 ton beras, yaitu Gudang Bulog 204 dan 205, hanya saja sampai saat ini juga ada isinya,” imbuh Yonas Haryadi.