TAHUN 1960 atas prakarsa para sesepuh dan disetujui para generasi muda saat itu, maka dibangkitkanlah kembali madrasah tersebut. Sehingga dilakukan pula pemindahan lokasi gedung di depan masjid pada bekas pondok yang pada saat itu sudah dipindah di sebelah selatan masjid.
Pengelolaan teknis pengajaran diserahkan kepada Kiai Nawawi yang pada saat itu beliau berprofesi sebagai guru agama Islam di SR/SD. Sedangkan kegiatan sehari-hari dilakukan oleh Pak Ahmad Sunari HS, seorang pemuda tamatan PGAA Surakarta yang belum bertugas.
Adapun bentuk kegiatan madrasah ini, adalah madrasah wajib belajar (MWB), atau setingkat Madrasah Ibtida’iyah (MI ) sekarang. Melalui pengelolaan madrasah yang profesional maka kemajuannya pun pesat, sehingga di Tahun 1963 gedung madrasah yang sudah tidak mencukupi.
Akhirnya atas kedermawanan Tirtoyoso Ngulaan memberikan wakaf tanah di tempat yang sekarang berdiri MTS NI, untuk ditempati madrasah. Karena itu awal Tahun 1964 gedung MWB dipindahkan ke lokasi baru yang masih tetap hanya 3 lokal, sehingga sekolah dimasukkan pagi dan sore.
Alhamdulillah Tahu 1966 seorang dermawan dari Solo, Pak Nur Wulan mewakafkan bangunan gedung terdiri dari tiga lokal berkerangka kayu jati. Sampai sekarang bangunan tersebut masih, dan terletak di sebelah barat membujur ke utara-selatan.
Alhasil rintisan pendidikan Mbah Syamsul Hadi sejak Tahun 1942 ini sampai sekarang, dilanjutkan oleh cucu-cucunya. Sejak Tahun 2011, lokasi semula hanya untuk MTs NI dan MI-nya dipindah di sebelah selatan makam beliau, di atas tanah wakaf baru, dan bahkan dikembangkan lagi oleh cucu-cucunya menjadi MA dan Madin Darul Ulum. (bersambung)