SAMIN-NEWS.com, PATI – Dewasa ini, moderasi beragama merupakan isu penting yang patut diperhatikan. Pasalnya, beragama merupakan suatu model menganut kepercayaan dengan atas rasa mementingkan keterbukaan, luwes, juga mengakomodir tuntutan zaman.
Dimana dalam menjalani keagamaan tidak kaku “yang benar” adalah kelompok dan keyakinan saya. Bukan semacam doktrinasi fanatik. Terlebih, di Indonesia banyak agama di dalamnya.
Hal tersebut yang mendasari penguatan moderasi beragama oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati. Dan secara bersamaan ini bagian terintegrasi dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional.
Kemenag Kabupaten Pati mengimplementasikan program tersebut melalui pembinaan bagi penyuluh agama Islam fungsional dan non PNS. Melalui kegiatan bertema “Sosialisasi Pengarusutamaan Moderasi Beragama”. Kemenag Pati menggandeng Majelis Ulama Indonesia, dan FKUB setempat, di New Hotel Merdeka, Jl. P. Diponegoro Pati, beberapa waktu lalu.
“Kemenag terus menggaungkan moderasi beragama, salah satunya melalui penyuluh agama. Sebanyak 14 penyuluh agama Islam PNS dan 60 non PNS diundang untuk mendapatkan pembinaan,” ujar Kasi Bimas Islam Kemenag Pati Moh. Alimin.
Melalui kegiatan tersebut, Alimin berharap penyuluh agama Islam mendapat pengetahuan dan pemahaman tentang moderasi beragama. Yakni berkisar tentang Islam wasathiyah, dan wawasan kebangsaan.
Kepala Kemenag Kabupaten Pati Ali Arifin menambahkan, penyuluh agama mampu melakukan pembinaan dan penyuluhan agama kepada masyarakat dalam rangka penguatan moderasi beragama. Pengarusutamaan moderasi beragama melalui dakwah sangat penting dalam menjaga keutuhan, kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa negara Indonesia.
“Moderasi beragama harus dikembangkan dari tingkat paling bawah melalui para penyuluh agama. Penyuluh agama yang berada di tingkat kecamatan merupakan ujung tombak Kementerian Agama dalam menyampaikan pesan-pesan agama,” kata Ali.
Sehingga, Ia melanjutkan kerukunan umat beragama dapat terjaga dari ajaran atau aliran bermasalah bisa diatasi sejak dini.
Menurutnya, konsep Islam washatiyah sebagai wujud Islam Rahmatan Lil’alamin, berwajah welas asih kepada semuanya. Dengan begitu, mampu meredam potensi kerawanan konflik. Ditambah dengan materi wawasan kebangsaan (Wasbang) untuk secara lebih sadar memahami betapa pentingnya menjaga keutuhan dan persatuan Bangsa Indonesia.