SAMIN-NEWS.com, PATI – Pemerintah Daerah dinilai terlalu takut menyikapi dunia pendidikan di tengah penanganan wabah pandemi corona virus desease (Covid-19). Karena, kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sebelum pandemi secara tatap muka beralih ke pembalajaran daring.
Hal itu disampaikan oleh Kepala MAN 1 Pati, Muhammad Kodri yang menyebut pemerintah daerah tidak secara totalitas menangani aktivitas pendidikan. Pemerintah terlalu ketakutan dalam melihat kasus Covid-19.
“Pemerintah daerah nampaknya masih setengah hati menyikapi terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) ini,” ucap Kodri saat ditemui di kantornya, Rabu (24/3/2021).
Padahal, jika mau mengatakan yang sebenarnya, pihaknya menyebut PTM tidak dijalankan di tengah pusat perkotaan. Tetapi, secara diam PTM dilakukan di daerah pinggiran.
“Di balik itu, berdasarkan laporan-laporan di bawah tangan banyak sekolah, madrasah di luar sana diam-diam yang menyelenggarakan pendidikan tatap muka. Baik itu di desa maupun di daerah pinggiran,” tegasnya.
Di Pati, Ia melanjutkan sebenarnya sudah ditunjukkan suksesnya pendidikan oleh Rabithah al-Ma’ahid al-Islamiyyah (RMI) di pesantren itu nyatanya tidak begitu serius penyebaran Covid-19.
Menurutnya, memang ada yang terpapar, tapi anak-anak sekolah itu tidak. Memang ada pengasuhnya yang terkena dengan kecenderungan usianya yang sudah tua. Karena imunnya kurang bagus. Tetapi anak-anak imunnya bagus.
Pemerintah belum bisa membuat kebijakan yang efektif terkait kegiatan belajar mengajar. Hal itu terlihat, pada terbitnya aturan pendidikan dilakukan secara daring, tapi nyatanya terdapat satuan pendidikan yang menyelenggarakan secara luring atau tatap muka.
Meski demikian, pihaknya mengakui jika mengambil posisi tersebut tugas pemerintah harus mampu melindungi semua warganya. “Tapi saya juga bisa menyadari betul, karena rasa kekhawatiran itu muncul dimana-mana. Apalagi kesehatan itu ya yang diutamakan,” Ia menjelaskan.
Sebagai informasi, di Kabupaten Pati pada awal bulan April ini hendak uji coba pembelajaran tatap muka. Yakni SMA Negeri 1 Pati, SMK 1 Pati, MAN 1 Pati, dan SMP Negeri 3.
“Namun karena PTM ini piloting, marilah kita coba. Sepanjang kita coba menggunakan prokes yang ketat, sesuai aturan, saya pikir kok tidak masalah itu (PTM, red),” tutup Kodri.