NAMA Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim lagi-lagi harus mengemuka berkat munculnya gelombang protes dari sejumlah kalangan.
Setelah beberapa waktu lalu ia sempat beberapa kali mendapatkan protes atas beberapa hal seperti hilangnya Pancasila dari kurikulum wajib, frasa agama yang sempat hilang dari peta jalan pendidikan, dan mengenai organisasi penggerak, kini ia kembal mendapatkan protes dari berbagai kalangan atas hilangnya Hasyim Asyari dari Kamus Sejarah Indonesia.
Kegaduhan ini pun berhasil membawa tagar #TolakSejarahBuatanPKI menjadi trending topic di laman Twitter. Meskipun mencatut nama PKI dalam hal ini rasanya kurang tepat dan terlalu diglorifikasikan, namun yang pasti hilangnya nama pendiri NU tersebut memang berhasil membuat suasana menjadi cukup gaduh.
Ketua Umum NU CIRCLE (Masyarakat Profesional Santri) R. Gatot Prio Utomo meprotes keras atas tindakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yang menghilangkan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan Kemdikbud.
Lebih lanjut Gatot menjelaskan bagaimana kekecewaan warga Nahdliyin tersebut tentu sangat beralasan. Sebab saat ini warga nadhliyin sedang memperingati hari wafatnya Hadratus Syech Hasyim Asy’ari yang wafat pada 7 Ramadhan 1366 hijriah.
Sementara itu Ketua Komisi Pendidikan DPR Fraksi PKB Syaiful Huda menyebut kamus tersebut memiliki banyak kejanggalan. Salah satu yang ia soroti kemunculan potret K.H. Hasyim Asy’ari pada sampul buku tapi tidak ada deskripsi pada bagian konten. Hasyim Asy’ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama sekaligus pahlawan nasional, yang melawan pemerintah kolonial Belanda dengan semboyan politik Resolusi Jihad.
“Setelah membaca dan mendengar pandangan dari banyak kalangan, kami meminta Kemendikbud untuk menarik sementara Kamus Sejarah Indonesia baik jilid I dan jilid II dari peredaran. Kami berharap ada perbaikan konten atau revisi sebelum kembali diterbitkan dan digunakan sebagai salah satu bahan ajar mata pelajaran sejarah,” kata Syaiful melalui keterangan tertulisnya.
Meskipun protes muncul dari berbagai kalangan, namun Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menolak dianggap menghilangkan Hasyim Asy’ari. Menurutnya itu tudingan tak mendasar sebab Kemendikbud membangun Museum Islam Indonesia Hasyim Asy’ari di Jombang dan menerbitkan buku KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai untuk Negeri.
Yah jika kedua pihak mempunyai alasan masing-masing, yang terpenting adalah komunikasi dan saling membuka diri dalam urusan penyusunan Kamus Sejarah Indonesia agar nantinya bisa mewakili semua kalangan yang ada di Indonesia.