SAMIN-NEWS.com, PATI – Seharusnya masyarakat kian sadar untuk membiasakan menanam pohon, utamanya pohon-pohon yang mampu menyerap banyaknya air sehingga membawa manfaat bagi masyarakat luas. Dengan terserapnya air hujan oleh akar pepohonan itu, tentu mengurangi ancaman terjadinya bencana banjir.
Karena itu, syaratnya warga juga harus menanamkan pula kesadaran untuk tidak menebang pepohonan secara sembarangan, apalagi hal itu dilakukan secara liar. Sebab, menanam satu batang pohon tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk tumbuhnya, tapi untuk menebang satu pohon secara liar paling lama hanya membutuhkan waktu maksimal satu jam.
Berdasarkan kondisi dan realitas masyarakat yang masih melakukan pembabatan pohon secara liar, papar salah seorang personel Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) KSM Wedarijaksa, Pati, Sumadi, pihaknya pun memanfaatkan waktu dan mengejar sisa-sisa turunnya hujan. ”Hal itu kami manfaatkan bersama teman-teman gerakan, untuk menanam pohon,” ujarnya.
Adapun jumlah pohon yang ditanam, di Desa Panggungroyom, Kecamatan Wedarijaksa, lanjut dia, seluruhnya tidak kurang dari 500 batang pohon. Sedangkan jenisnya, selain tanaman keras jenis mahoni dan trembesi untuk peneduh jalan desa tersebut juga ada tanaman buah-buahan, baik sawo, mangga, klengkeng dan matoa.
Harapannya, dengan apa yang dilakukan di desa itu, paling tidak jika saat ini masyarakat setempat juga tergerak untuk ikut menanam meskipun hanya dengan satu batang pohon, hal itu tentu lebih berharga ketimbang nanti ikut menebangnya. Kendati tidak ikut menanam, tapi ikut merawat selama proses pertumbuhannya juga lebih bagus.
Sebab, kesempatan untuk berasama-sama menanam pohon itu selalu ada, dan yang menjadi masalah adalah kemauan warga yang harus didorong secara maksimal. ”Upaya menanam pohon pun tidak perlu dilakukan bersama-sama, tapi setiap kesempatan hal itu dilakukan warga di pekarangan maupun halaman rumahnya juga lebih bagus,” tandas Sumadi.