SAMIN-NEWS.com, PATI – Hanya istirahat Sabtu (3/4) lalu, tapi Minggu (4/4) malam seorang perempuan, warga Desa Bumiayu, Kecamatan Wedarijaksa meninggal harus dimakamkan oleh tim pemakaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan standar protokol Covid-19. Akan tetapi pelaksanaan pemakaman yang semula dijadwalkan berlangsung pukul 22.00 atau 23.00 baru dilaksanakan pada Senin (5/4) sekitar pukul 01.00 dini hari.
Hal seperti itu, bagi tim pemakaman adalah hal biasa meskipun harus menunggu berjam-jam, karena antara pukul 22.00 terlebih dahulu sudah terlanjut turun hujan meskipun tidak terlalu deras. Dengan demikian, akhirnya pelaksanaan pemakaman jenazah almarhumah pun harus menunggu jenazah datang dari rumah sakit, yaitu RAA Soewondo Pati.
Seorang anggota tim pemakaman BPBD, Purnama seperti biasa menyampaikan keinginannya, agar pemakaman warga yang meninggal dengan standar protokol Covid-19 itu segara berakhir sehingga situasi masa pandemi ini segera berakhir pula. ”Akan tetapi, hal tersebut tampaknya masih hanya sebatas harapan banyak orang, karena faktanya yang meninggal dimakamkan standar protokol Covid-19 masih ada,” tandasnya.
Senin dini hari hingga pagi dan siang tadi, lanjutnya, memang seperti tidak akan lagi berlangsung pemakaman jenazah standar protokol Covid-19. Akan tetapi, ternyata sore hari ini ada sati lagi jenazah seorang perempuan warga Dukuh Ngrandu, Desa Kutoharjo yang sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RAA Soewondo harus dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) dukuh setempat.
Dengan demikian, dalam sepekan di dukuh tersebut berlangsung dua kali pemakaman standar protokol Covid-19, di mana Minggu (28/3) lalu yang meninggal di RSUD RAA Soewondo, adalah putrinya. ”Sekarang menyusul, ganti ibunya yang juga sempat dirawat di RS yang sama,” imbuhnya.
Dari Camat Pati Drs Didik Rusdiartono diperoleh keterangan, bahwa yang meninggal pekan lalu dan sekarang menyusul ibunya, adalah keluarga salah seorang perangkat desa setempat yang saat ini juga menjalani perawatan di rumah sakit yang sama. ”Dampak dari itu, diduga keras menyebabkan calon ”incumbent” Kepala Desa Kutoharjo, Hartono dari hasil test Rapid Antigen juga positif terpapar Covid-19,” paparnya.