SAMIN-NEWS.com, PATI – Sudah lebih dari satu tahun masa pandemi di Pati, meskipun sampai saat ini hanya satu atau dua warga yang meninggal dimakamkan standar protokol Covid-19 ternyata masih ada. Karena itu gurauannya, barangkali ini adalah untuk menunjukkan kepada siapa saja yang tidak percaya dengan adanya virus Covid tersebut.
Padahal untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebarannya saja, sampai saat ini di Pati entah sudah menghabiskan berapa banyak biaya, belum termasuk pemberian bantuan kepada warga yang terdampak. Bagi kalangan yang tidak percaya, hal itu sah-sah saja jika Covid-19 tersebut dianggap tidak ada.
Akan tetapi buktinya, papar salah seorang anggota Tim Pemakaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Purnama, baru saja Jumat (2/4) tadi malam sekitar pukul 20.45 pihaknya masih harus memakamkan satu jenazah standar protokol Covid-19. ”Untuk jenazah tersebut, adalah seorang laki-laki, warga Desa Winong, Kecamatan Pati,” ujarnya.
Sebelum meninggal, lanjut dia, almarhum sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Dokter Soetrasno Rembang. Sedangkan siang hari sebelumnya, atau sehabis shalat Jumat tim juga harus berangkat ke Desa/Kecamatan Kayen juga untuk memakamkan jenazah lainnya juga seorang laki-laki, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dukuh Landoh.
Dengan demikian, lokasi TPU tersebut berada di sekitar Punden Mbah Syeh Jangkung, dan almarhum sebelum meninggal sempat dirawat di RSUP Dokter Kariadi Semarang. Hal itu merupakan satu bukti, bahwa almarhum sesuai data medis dari rumah sakit yang bersangkutan itu resmi dan positif terpapar Covid-19.
Mengingat kondisi yang terus berlanjut seperti ini, maka baginya dan tim, penerapan protokol kesehatan (Prokes) di tengah-tengah masyarakat masih harus ditekankan tentunya. ”Demikian pula dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), dan hal itu sudah konsekuensinya, sampai pandemi Covid-19 di Pati ini benar-benar berakhir,” imbuhnya.