PADA era serba cepat seperti sekarang ini, dalam beberapa hal kita memang seharusnya tidak begitu reaktif dalam menanggapi sesuatu. Sebab bukan tidak mungkin apa yang kita ungkapkan secara spontan tanpa melalui berbagai pertimbangan pada akhirnya justru akan menghantarkan diri seseorang dalam sebuah permasalahan yang cukup serius.
Hal ini lah yang kini sedang dihadapi oleh seorang warganet bernama Imam Kurniawan. Pada sebuah postingan di laman Facebook yang berisi ajakan untuk mendoakan para awak kapal selam Nanggala 402 yang gugur dalam melaksanakan tugas, ia justru berkomentar seolah ia sedang benar-benar menanggalkan akal sehat dan empatinya yang tentu akan memancing kemarahan siapapun yang membacanya.
“Disaat kepal selammu tenggelam, disitu istrimu kuewe” begitulah komentar Imam Kurniawan. Tanpa menunggu waktu lama, postingan tersebut akhirnya berhasil viral dan membuat naik pitam ratusan ribu orang yang melihat postingan tersebut.
Bahkan di sebuah grup Facebook, seorang kawan seperjuangan prajurit yang gugur menawarkan imbalan sebesar 2 juta rupiah bagi siapapun yang berhasil menangkap pemilik akun dengan nama Imam Kurniawan dalam keadaan babak belur.
Siapa yang kira bahwa sayembara tersebut pun menuai dukungan dari berbagai pihak. Bahkan nilai sayembara yang awalnya hanya 2 juta rupiah pun kini berubah menjadi 60 juta rupiah seiring makin banyaknya donatur yang siap mendukung penangkapan Imam Kurniawan.
Imam yang diketahui berdomisili di Medan, Sumatera Utara pun akhirnya didatangi oleh netizen untuk diminta konfirmasi. Ia bahkan sempat dibawa ke Koramil setempat untuk dimintai keterangan.
Saat dikonfirmasi, Imam pun mengaku tidak tahu menahu menganai komentar yang muncul dari akun Facebook miliknya tersebut. Ia menyabut bahwa akun tersebut memang miliknya, namun kini sedang diambil alih oleh seseorang yang tidak diketahui.
Belum jelas juga mengenai kebenaran pernyataan Imam Kurniawan tersebut, entah hal tersebut benar atau hanya sekedar pembelaan saja. Namun yang jelas, sayembara di sebuah grup Facebook tersebut statusnya masih hold dan masih dikoordinasikan oleh admin.
Kasus semacam ini tentu bukan yang pertama, tentu banyak lagi temuan kasus serupa yang berakhir dengan permasalahan yang ternyata tak bisa disepelekan lagi. Dari sini kita tentu seharusnya bisa berkaca bagaimana liarnya belantara sosial media. Oleh sebab itu, terkadang menahan diri untuk tidak reaktif pada apapun adalah hal yang cukup bijak bagi masyarakat di era modern seperti sekarang ini.