Pemilik Kapal Hari Ini Lakukan Kenduri

Juragan kapal, nakhoda, juru mudi maupun anak buah kapal (ABK) baru kembali dari melakukan kenduri di atas kapalnya yang tambat di sepanjang tepi alur Kali Juwana.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Masih belum berakhirnya masa pandemi Covid-19 sampai saat ini, maka untuk kali kedua Lebaran atau sepekan setelahnya nelayan Juwana tidak menyelenggarakan  acara tradisional, yaitu ”Sedekah Laut.” Padahal, biasanya pesta nelayan tersebut sebagaimana di Desa Bendar dan Bajomulyo, Kecamatan Juwana, berlangsung besar-besaran.

Akan tetapi, saat ini hanya melaksanakan ritual melarung sesaj ke laut, sebagaimana dilakukan nelayan Desa Bendar, Minggu (16/Mei) lalu. Akan tetapi, untuk Kamis (20/Mei) hari ini, masing-masing pemilik kapal melaksanakan kenduri di atas kapalnya.

Hal tersebut, dipaparkan salah seorang ABK, Sunoto (34), ketika ditemui ”Samin News” di lingkungan Pulau Seprapat, tadi pagi yang ternyata baru pulang dari mengikuti kenduri di kapal bersama keluarga juragan, nakhoda dan juru mudi. ”Semua itu, adalah laku tradisi dengan membuang sesaji ke laut yang biasanya cukup di sekitar muara,” ujarnya.

Mobil dan motor milik juragan, nakhoda, juru mudi dan anak buah kapal yang parkir di kawasan Pulau Seprapat Juwana, saat mereka harus melaksanakan kenduri di kapalnya.

Sedangkan bentuk meteri kenduri, lanjutnya, adalah ingkung ayam, dan kalau melarung sesaji oleh nelayan satu desa biasanya lengkap dengan kepala kerbau maupun kambing, serta kelengkapan lainnya. Akan tetapi, bagi perorangan hanya cukup dengan nasi ingkung ayam, pisang pesisir disertai juga kupat dan lepet.

Terlepas dari hal tesebut, biasanya selesai para nelayan melakukan kenduri, maka suasana berlanjut dengan ramainya pengunjung dalam acara sedekah laut tersebut. ”Kendati saat ini banyak juga yang berdatangan di kawasan Pulau Seprapat, tapi Sedekah Laut memang ditiadakan,” imbuhnya.

Salah seorang penjual mainan anak-anak yang mengakal di kawasan Pulau Seprapat Juwana, Abdul Rahwan, warga Desa Growong Kidul, Kecamatan Juwana.

Berkait kondisi keramaian Sedekah Laut  yang ditiadakan, memang sudah berlangsung untuk kali kedua karena masa pandemi. Jika acara tradisional itu diselengagrakan, kawasan pulau ini pasti sudah dipadati para pengunjung.

Berpengalaman puluhan tahun sebagai penjaja mainan anak-anak dan juga kuliner, ayah sembilan anak yang asli Klaten ini menuturkan, akhirnya dia harus menyunting perempuan warga Desa Growong Kidul. ”Di mana ada keramaian sejak muda, meskipun itu di Banten maupun di Madura, kami pasti berjualan ke sana, ” paparnya.

Suasana keramaian di kawasan Pulau Seprat yang banyak dikunjungi warga untuk melihat keramaian Sedekah Laut yang ditiadakan di masa pandemi sekarang.

Terpisah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Edy Martanto, membenarkan bahwa sudah kali kedua acara tradisional Sedekah Laut di Juwana ditiadakan. Hal itu juga berlaku di seluruh wilayah TPI di Kabupaten Pati.

Seperti di TPI Juwana, baik Unit I dan II hanya menyelenggarakan tasyakuran yang menjadi bagian tradisi Sedekah Laut. ”Dalam kesempatan itu juga dilakukan larung sesaji, tapi hanya diikuti sejumlah orang,” imbuhnya.

Previous post E-Koran Samin News Edisi 19 Mei 2021
Next post Sandiaga Uno Apresiasi Potensi yang Dimiliki Blora

Tinggalkan Balasan

Social profiles