SAMIN-NEWS.com, PATI – Kejadiannya, ungkap sopir ambulans RS Fastabiq Sehat Pati, Ali, sudah lama lewat karena waktu itu tiap-tiap daerah, seperti Pati maupun Rembang belum mempunyai TIm Pemakaman, baik dari BPBD maupun relawan. Dengan demikian, jika mendapat tugas mengantar jenazah jauh dekat dia pasti membawa teman.
Bahkan, lanjut dia, teman yang dibawa lengkap memakai alat pelindung diri (APD), jumlahnya sampai lima orang, enam termasuk dia. Kadang-kadang yang diajak, adalah termasuk mereka yang bertugas melakukan pemulasaraan jenazah.
Siang itu, dia harus mengantar jenazah yang diindikasikan terpapar Covid-19, di belahan timur Kabupaten Rembang. Akan tetapi sebelumnya, antara pihak keluarga dengan rumah sakit tidak keberatan dan siap jenazah dimakamkan standar protokol Covid-19.
Berangkatlah mobil ambulan dengan menumpang, tujuh orang sopir dan yang membantu untuk memakamkan jenazah ditambah satu anggota keluarga yang meninggal. ”Awalnya kami mendapat firasat tedak enak,” ujarnya.
Sebab, setelah sampai di tempat yang dituju, ambulans tidak dibawa ke makam, melainkan dibawa pulang ke rumah rumah duka. Lebih mengejutkan lagi, di rumah duka sudah berkumpul banyak orang, dan bahkan dia melihat ada juga yang membawa senjata tajam.
Sebenarnya, dalam hal ini dia waktu itu terlalu percaya diri, karena sebelumnya sudah mendapat informasih banyak warga yang sudah mencegat kedatangan jenazah. Akan tetapi, informasi tersebut diabaikan.
Dengan demikian, dia tetap memberangkatkan jenazah dari RS ke tempat tujuan dengan optimistis, bahwa di lokasi pemakaman pasti ada aparat keamanan yang bertugas. Akan tetapi memghadapi jumlah masa cukup banyak, petugas pun tak bisa berbuat banyak.
Demikian pula dia, ketika jenazah diminta untuk diturunkan dari ambulans atas permintaan banyak. orang itu, akhirnya pun dipenuhi. ”Selesai itu kami pun kembali ke Pati, dan sampai saat ini teman dari bagian pemulasaraan jenazah setiap diajak tidak bersedia, tapi sekarang sudah ada petugas tim pemakaman,” imbuh Ali.