SAMIN-NEWS.com, PATI – Bupati Pati, Haryanto menyampaikan wabah pandemi Covid-19 di Kabupaten Pati grafiknya naik turun. Pasien konfirmasi maupun isolasi sudah selesai keluar dari perawatan pulang ke rumah. Lantas juga ada yang masuk menjalani isolasi.
Mengingat situasi di tetangga Pati yaitu Kabupaten Kudus sedang mengalami peningkatan kasus Covid-19. Pasien dibawa ke rumah sakit di wilayah Kabupaten Pati. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Pati sendiri mewaspadai lonjakan kasus serupa dengan menambah tempat isolasi di rumah sakit.
“Naik turun ada yang sehat (keluar) dan masuk. Tapi kita upayakan jika kondisinya meningkat dengan kemarin kita kumpulkan 10 direktur RS untuk menambah tempat isolasi. Kita kan khawatir saja jika terjadi peningkatan,” ucap Haryanto, Kamis (3/6/2021).
Ia merinci tempat isolasi yang disediakan Pemkab Pati yaitu semula 324, bisa menambah di beberapa rumah sakit menjadi 370 ruangan. Dan saat ini yang mondok menjalani isolasi semuanya sekitar 262. Sehingga masih ada sisa ruangan di rumah sakit.
Sedangkan untuk isolasi, Pemkab memantau ada yang di WK (Wijaya Kusuma) di pusat dan ada yang menjalani isolasi mandiri.
Selain itu, lanjut Haryanto antisipasi penyebaran yang sehingga tidak mengalami lonjakan beberapa puskesmas ditutup. Karena memang pada dasarnya tim medis personil puskesmas terpapar Covid-19.
“Fasilitas kesehatan (faskes) yang kita tutup, di Puskesmas Batangan sebab ada yang positif tujuh orang. Puskesmas Wedarijaksa positif 8, Puskesmas Gembong kemarin ada 6, tapi sudah selesai kita buka kembali. Di Gembong belum (dinyatakan) negatif tetapi masih isolasi dan tidak bisa pelayanan ditutup terus,” ujar Haryanto.
Menyikapi peserta isolasi yang meminta pulang, pemerintah menyatakan hal tersebut tidak bisa. Pasien Atas Permintaan Sendiri (APS) sekarang tidak bisa. Dari dulu pun juga tidak bisa.
“Semalam, di RS Budi Agung ada yang meminta APS, tapi langsung saya telpon tidak bisa. Kemarin juga di KSH Pasien APS tidak berselang lama meninggal usianya masih muda baru 32 tahun,” jelasnya
Menurut Haryanto bahwa pasien APS ini justru yang paling rawan menularkan virus corona. Pasalnya, yang bersangkutan berpikir sehat lantas tidak patuh isolasi di rumah. Melainkan karena dia pulang pergi kemana-mana, dirasa sehat ini yang berbahaya.