SAMIN-NEWS.com, PATI – Sejak terbentuk tim pemakaman jenazah standar protokol Covid-19, Desa Plangitan, Kecamatan Pati, Selasa (22/Juni) lalu memang belum diberi nama. Akhirnya, pun ditetapkan namanya Tim Pemakaman ”Pangrutilaya,” yang saat sampai Jumat (25/Juni) kemarin baru genap empat hari.
Akan tetapi, sebagai tim pemakaman jenazah standar protokol Covid-19 oleh warga desa, adalah kali pertama terbentuk di Kecamatan dan bahkan juga di Kabupaten Pati. Sebab, kondisi kematian yang jenazahnya harus dimakamkan dengan protokol tersebut terus bertambah, sehingga Tim Pemakaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati sempat kewalahan.
Karena itu, papar Kepala Desa Plangitan, Kecamatan Pati, Agung Hadi Yuli Setiawan, selesai rapat koordinasi bersama 24 kepala desa dan 5 kepala kelurahan dan camat, sehari sebelumnya atau Senin (21/Juni) lalu, pihaknya langsung membentuk tim tersebut. ”Langkah pertama yang kami lakukan, adalah menyiapkan alat pelindung diri (APBD) untuk seluruh personel tim,”ujarnya.
Ternyata, lanjut Agung (demikian sapaan akrabnya), Selasa (22/Juni) pagi hari, tim langsung bertugas memakamkan satu jenazah seorang laki-laki yang sebelum meninggal sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) KSH Pati. Hari itu juga, beberapa desa lainnya seperti Panjunan dan Ngepungrojo juga mulai membentuk tim yang sama dan langsung bertugas melaksanakan pemakaman.
Sedangkan Tim ”Pangrutilaya” Plangitan, selain hari pertama harus memakamkan tiga jenazah untuk hari keempat, Jumat kemarin harus memakamkan satu jenazah seorang laki-laki, warga Plangitan tapi selama ini bertemat tinggal di Rondole, Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo. Karena masih ber-KTP Plangitan, maka pihak keluarga minta untuk dimakamkan di tempat kelahiranya.
Sebelum meninggal, almarhum sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Sebening Kasih, dan untuk membawa jenazah dari rumah sakit ke TPU Plangitan juga diberikan kemudahan karena dapat pinjaman ambulans. ”Karena itu kami berterima kasih kepada semua pihak, termasuk kepada personel tim yang akhirnya sudah menjadi biasa dengan pemakaman standar protokol Covid-19,”imbuh Agung Hadi Yuli Setiawan.