Harga Empon-empon di Gembong Anjlok

Empon-empon jenis kencur yang banyak ditanam di kawasan perbukitan wilayah Kecamatan Gembong dan Kecamatan Margorejo, saat ini harganya anjlok.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Di tengah masa pandemi Covid-19 seharusnya empon-empon, utamanya kencur bisa menjadi salah satu bahan obat-obatan utamanya jamu tradisional. Dengan demikian, harapannya harga jual di tingkat petani penanamnya sedikit menolong, sehingga sesuai jerih payahnya.

Akan tetapi, kondisi tersebut justru sebaliknya karena harga empon-empon jenis itu, justru anjlok total sehingga banyak petani di kawasan perbukitan Pati ayam, di wilayah Kecamatan Margorejo, khususnya di Banyuurip, banyak yang enggan memanennya. Demikian pula, hal sama juga dilakukan oleh para petani di kawasan timur Lereng Muria.

Tanaman empon-empon jenis itu, kata beberapa petani secara terpisah, banyak dilakukan oleh para petani di Banyuurip, Kecamatan Margorejo, dan juga di beberapa desa di Kecamatan Gembong, baik di Desa Bermi maupun Gembong sendiri. ”Sekarang saatnya tanaman empon-empon jenis itu harus dipanen, karena umur sudah satu tahun,” ujar salah seorang di antara mereka, Wagiman (60)

Tanaman empon-empon jenis kencur yang belum dipanen, rata-rata daunnya mulai menguning.

Hal tersebut dibenarkan salah seorang petani lainnya yang mempunyai lahan tegalan garapan di kawasan perbukitan Banyuurip, Sunarko (48). Jika harganya terus anjlok, maka lebih baik tanaman empon-empon itu dipertahankan untuk tidak dipanen, mengingat sampai saat masih turun hujan sehingga tidak perlu khawatir akan mengalami kekeringan.

Dengan kata lain, tumbuhan jenis umbi-umbian ini tetap bisa tumbuh tapi jika tidak dipanen ataau dipertahankan menunggu harga membaik, maka risikonya tidak bisa bercocok tanam lagi. ”Jika harga bagi pernah mencapai Rp 75.000 per kilogram justru saat kemarau panjang sekitar dua tahun lalu,” paparnya.

Terpisah Kepala Desa/Kecamatan Gembong, Sukardi RT ketika ditanya berkait hal tersebut tidak mengelak, karena warganya juga banyak yang menanam empon-empon, baik kencur, jahe maupun laos. ”Khusus yang disebut terakhir harganya justru hanya Rp 2.000 per kilogram, tapi kencur yang beberapa hari sebelumnya masih Rp 20.000 per kilogram, sekarang merosot tinggal Rp 10.000 per kilogram,” imbuhnya.

Previous post Bupati Blora Siap Dukung PPKM Darurat Jawa-Bali
Next post Polsek Kragan Sosialisasikan Prokes Kepada Pengantre Bank

Tinggalkan Balasan

Social profiles