SAMIN-NEWS.com, PATI – Sejak Jumat (2/Juli) lalu hingga Sabtu (3/Juli) kemarin kendati terasa lambat tapi pasti, yaitu berlangsungnya penurunan jumlah warga Pati yang meninggal dan jenazahnya dimakamkan standar protokol Covid-19. Akan tetapi ada juga pihak yang meragukan terjadinya penurunan itu, karena catatan yang dihimpun ”Samin News” kurang jeli dan kurang maksimal.
Sebab, pasti ada di antara jenazah yang meninggal positif terpapar tidak masuk dalam catatan karena penghimpunan data hanya dilakukan berdasarkan pemakaman yang dilaksanakan oleh tim pemakaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati. Selain itu, juga pemakaman oleh tim yang dibentuk di beberapa desa.
Terlepas dari munculnya keraguan tentang data jenazah yang dimakamkan standar protokol tersebut, paling tidak catatan itu menunjukkan adanya angka penurunan. ”Jika Jumat lalu penurunan tepat di angka 20 bila dibanding hari-hari sebelumnya yang masih di atasnya, faktanya jelas sudah terjadi pengurangan,” tandas salah seorang personel anggota tim pemakaman, Purnama.
Dengan kondisi tesebut, lanjut dia, harapan untuk berlangsungnya pemakaman standar protokol tersebut tetap ada. Sebab, Sabtu kemarin juga terjadi penurunan lagi dalam jumlah yang sama sehingga bergeser dari angka 20 ke angka 18, sehingga Minggu (4/Juli) dia pun mengharap kembali berlangsung penurunan jumlah jenazah yang dimakamkan oleh tim.
Bahkan, imbuhnya, Sabtu kemarin seharusnya untuk kematian yang jenazahnya dimakamkan standar protokol itu bukan 18 melainkan 17. Akan tetapi bertambah dayangnya satu jenazah lainnya dari Tangerang, Jawa Barat (Jabar) yang harus dimakamkan oleh tim dengan standar protokol Covid-19, di Desa Pegandan, Kecamatan Margorejo.
Adapun jumlah warga Pati yang meninggal sebanyak 17 orang, masing-masing yang dimakamkan oleh tim BPBD Pati 1 (6 jenazah) dan Pati 2 (utara) bahkan hanya (1 jenazah). ”Selebihnya yang dimakamkan Pati 3 (4 jenazah), dan tim Pati 4 (7 jenazah),” imbuhnya.