KOMUNIS, mendengar kata tersebut setidaknya saya cukup bisa meraba apa yang ada pada pikiran kebanyakan orang di Indoesia. Meskipun begitu, pada momen HUT Ke-100 Partai Komunis China, mari kita sedikit membahas bagaimana Komunis telah memajukan Tiongkok selama 100 tahun.
Negara tiongkok menggunakan sistem satu partai komunis yang berhak membentuk pemerintahan, biasanya berdasarkan konstitusi yang ada untuk memajukan tiongkok terdapat pelajaran bagi NKRI.
Konstitusi sebagai hukum tertinggi tiongkok berdasarkan Kongres Rakyat Nasional untuk mempromosikan kemakmuran bersama semua etnis.
Presiden Xi Jinping berjanji untuk menyelesaikan “reunifikasi” Taiwan mewujudkan penyatuan kembali tanah air adalah tugas sejarah yang tak tergoyahkan dari Komunis dan aspirasi bersama semua orang tiongkok.
Reunifikasi tiongkok adalah peristiwa penyatuan kembali tiongkok dan taiwan yang nama resminya menggabungkan Tiongkok.
Kebijakan satu tiongkok adalah kebijakan yang menegaskan bahwa hanya ada satu negara berdaulat dengan nama Tiongkok yang sesuai dengan gagasan reunifikasi damai adalah kebijakan yang ditetapkan Pemerintah tiongkok dan anggota partai komunis.
Jika berkaca dengan kondisi Indonesia, apakah kebijakan satu Tiongkok dapat diadopsi untuk reunifikasi dengan negara Timor Leste yang telah memisahkan diri?
Di Taiwan, ada yang setuju dan tidak setuju karena masyarakat taiwan ada yang pro komunis dan pro demokrasi sedangkan masyarakat timur leste semua demokratis sehingga NKRI lebih mudah reunifikasi.
Sejarah modern NKRI adalah catatan penundukan terhadap demokrasi multipartai perjuangan gagah berani rakyat Indonesia untuk kemerdekaan nasional dan dalam mempertahankan kedaulatan negara bersama etnis timur leste.
Integritas teritorial, dan martabat nasional Indonesia menjalin asal usul dan evolusi pertanyaan Timor Leste terkait erat dengan periode sejarah itu pada era kekerasan orde baru diakhiri dengan terpisah etnis timur leste dari NKRI.
Dengan berbagai alas an nyatanya timur leste masih terpisah dari NKRI tapi tidak terpisah dari daratan kecuali dan sampai keadaan ini diakhiri pada pasca trauma pada etnis timur leste akan sembuh dan perjuangan bersama untuk reunifikasi nasional dan integritas teritorial akan terus berlanjut.
Melihat fenomena tersebut, kita tentu mendapatkan pelajaran berharga bahwa Indonesia memang betul-betul membutuhkan sosok pemimpin yang menyatukan tanpa menkotak-kotakkan kelompok tertentu.