SAMIN-NEWS.com, PATI – Pelaksanaan paket pekerjaan turap tambat kapal di kawasan Pulau Seprapat Juwana, Senin (5/Juli) siang tadi mulai berlangsung pemancangan ”spunpile.” Sebab, material pabrikan tersebut sudah tersedia di lokasi pekerjaan sebanyak 240 batang atau sebesar 60 persen dari kebutuhan keseluruhan 450 batang.
Dengan demikian, selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung maka kebutuhan akan meterial tersebut benar-benar sudah siap, sehingga tidak akan mengalami kekurangan. Sebab, sebelum material yang sudah tersedia terpasang habis, maka kekurangannya akan segera dikirim perusahaan pencetaknya di Jawa Timur.
Hal tesebut dibenarkan, salah seorang pelaksana lapangan rekanan yang bersangkutan, Moch Amin, ketika ditemui tadi pagi di lokasi pekerjaan. ”Adapun tiap titik penempatan material tesebut pemasangan material itu terjadi penyambungan, karena masing-masing mempunyai panjang 11 meter per batang,” ujarnya.
Akan tetapi yang menjadi kajian teknis pihaknya dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, lanjut dia, bukanlah soal pemancangan ”spunpile,” melainkan adanya item pekerjaan setelah dicermati di lapangan, ternyata tidak tepat konstruksi. Yakni, adanya pekerjaan pemasangan ”sittepile” sebagai angkur yang dipasang tiap lima meter pada satu titik dengan jarak daru dinding penahan ”sittepile” yang sudah terpasang sebelumnya juga lima meter di sisi luarnya.
Tujuannya, adalah untuk menahan dinding kolam atau ”sittepile” sebelumnya, agar tidak bergeser karena desakan beban tanah di sekelilingnya. Dengan demikian, pada bagian kedua ujung ”sittepile” yang nanti akan dipancangkan setelah ”spunplile” akan diperkuat dengan tarikan bentangan kawat, maka penenamanan angkur dari ”sittepile” itu juga pada keddalaman antara 19-20 meter.
Karena itu menurut perhitugan teknis pihaknya, pamasangan angkur tersebut tidak ada efeknya secara teknik konstruksi. Sebab, dari bagian kepalan ”sittepele” dengan konstruksi beton dengan ketebalan mencapai 40 cm, untuk permukaan lantai dermaga nanti masih ditambah 70 cm sehinggi menjadi 110 meter.
Dengan demikian, semisal sampai teradi luapan banjir besar di alur Kali Juwana dermaga tambat kapal tetap dalam kondisu aman tak terbenam. Akan tetapi, untuk angkur dari ”sittepile” lebih pemasangannya dialihkan untuk konstruksi lain, berapa pun panjang yang diperoleh tentu sesuai jumlah yang direncanakan untuk angkur.
Adapun konstruksi dimaksud yang juga sangat penting adalah dinding kolam tambat untuk kapal milik Pol Airud. ”Selebihnya juga ada konstruksi dinding penahan yang harus dipasang di bibir alur Kali Juwana untuk bengkel kapal dengan lebar lokasi mencapai 35 meter, dan panjangnya mencapai lebih dari 100 meter,” imbuhnya.