SAMIN-NEWS.com, PATI – Para pembuang sampah sembarangan di pinggir-pinggir ruas jalan baik kabupaten, provinsi sampai jalan nasional, kini menuai kecaman dan hujatan cukup pedas. Kendati hal tersebut hanya sekadar tulisan yang dibingkai dalam bentuk poster maupun spnaduk dari banner, tapi diakui atau tidak sepintas mereka tetap terpengaruh.
Jika pengaruh dari hujatan dan umpatan itu, akhirnya dianggap hal biasa dan juga lantaran yang menghujat itu tidak mengetahui siapa pembuang sampah tersebut sebenarnya, maka ada kecenderungan ganti melecehkan. Dengan demikian, mereka tidak pernah berhenti untuk membuang sampah sembarangan, meskipun dikatai sebagai monyet maupun anjing tetap dianggap sepi.
Dengan demikian, hujatan seperti yang pernah muncul dalam tulisan pada lembar poster dan spanduk di pinggir jalan, selamanya tidak akan dianggap sehingga pembuangan sampah sembarangan tetap jalan terus seperti biasa. Sehingga hal tersebut bisa dilihat di pinggir jalan, di Pati, karena pembuang sampah itu selamanya memang tidak punya rasa sungkan maupun rasa malu.
Para pembuang sampah tersebut menganggap, bahwa maupun dibuang di mana saja karena kalau namanya sampah adalah tetap sampah, tidak pernah bisa berubah menjadi berlian. Dengan kata lain, biarkan orang-orang pada menghujat dan membuat tulisan di mana saja, pembuang sampah selamanya tidak akan pernah terpengaruh.
Akhirnya, batas kesabaran orang yang besar kemungkinan dari kalangan pemerhati lingkungan pun ada batasnya, maka akhirnya yang muncul adalah sikap kompromi dengan memunculkan sikap kepasrahan dengan berganti mendoakan. Di antaranya, doa yang ditulis pun tertuju kepada pembuang sampah yang bersangkutan, yaitu ”Ya Allah, cabutlah nyawa orang yang membuang sampah di sembarang tempat.”
Selebihnya ada pula doa yang seperti ini, ”Ya Allah, miskinkanlah orang yang membuang sampah di sembarang tempat.” Kemudian hujatan dan doa yang dipampangkan pada poster dan spanduk dari bahan baner itupun dibiayai untuk pemasangannya di pinggir JLS Pati, di antaranya kedua tiang di sisi dan kanan dari kayu.
Untuk mengikat agar tulisan pada poster tersebut tidak mudah lepas bila terkena terpaan kencangnya angin saat ada kendaraan dari barat melintas, maka salah satu tiangnya diikat dengan kawan bendrat di salah satu pathok batas jalan yang lazim disebut ”tholo-tholo, ” sehingga siapa pun pihak yang memasang poster itu, tidak tertutup kemungkinan doanya dikabulka oleh Allah SWT.