SAMIN-NEWS.com, PATI – Tertumpuk cukup lama sampah medis Covid-19 di lubang kawasan lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, mulai menarik beberapa pemulung untuk membukanya. Mereka merasa penuh percaya diri, bahwa sampah-sampah tersebut sudah tidak berbahaya.
Dasarnya, mereka selama ini juga sudah bergelut dengan sampah medis dari rumah sakit yang dibuang bersamaan dengan sampah umum lainnya. Ternyata mereka juga aman-aman saja, sehingga mengacu dari pengalaman tersebut maka dalam meyikapi sampah di TPA yang menjadi sumber penghasilannya tetap optimistis akan aman-aman saja.
Terbukti, papar salah seorang di antara mereka, Sukro, sampai saat ini para pemulung tetap aman-aman saja, dan sepertinya diberi kekebalan untuk tidak jatuh sakit. ”Padahal udara yang mereka hirup tiap hari adalah bau racun dari berbagai jenis sampah, termasuk sampah medis yang dibuang dari rumah sakit juga campur aduk di dalamnya,” tandas dia.
Karena itu, lanjutnya, mereka sampai saat ini tetap bisa bekera dari pagi sampai siang, dan bahkan juga sampai sore hari. Bahkan dia sendiri, baru meninggalkan lokasi sampai matahari terbenam, dan juga kadang-kadang sampai malam sehingga banyak melihat kejadian atau mendengar suara tangisan seorang perempuan minta tolong.
Ternyata, selidik punya selidik suara tersebut berasal dari satu-satunya makam korban Covid-19, asal luar Jawa yang dimakamkan tak jauh dari lokasi lubang TPA. Karena kawasan lokasi TPA ini jauh sebelumnya juga bekas makam warga keturunan, baik Belanda maupun Tionghoa maka hal-hal seperti itu bagi dia sudah biasa.
Berkait dengan sampah medis Covid-19 yang mulai dibuka dari kantong plastik besar kemasannya, hal itu dilakukan dengan memisahkannya terlebih dahulu dari tumpukan dalam lubang. Kemudian dibuka ikatannya, dan berhari-hari dijemur di bawah terik matahari sampai-benar-benar bakterinya hilang atau mati karena sudah terkena sengatan teriknya sinar matahari.
Dari katong-kantong plastik besar itu, kadang-kadang sampah yang didapat utamanya bekas-bekas botol air mineral maupun kardus-kardus bekas tidaklah seberapa. ”Paling banyak biasanya adalah tisu, sarung tangan bekas, bekas alat suntikan, dan kantong-kantong plastik,” imbuhnya.