SAMIN-NEWS.com, PATI – Pemakaman jenazah standar protokol Covid-19 di Pati yang sampai saat ini masih terus berlangsung, dari sisi jumlah jenazah yang tiap hari harus dimakamkan selalu menjadi teka-teki. Akan tetapi, hal tersebut memang tak bisa ditolak dan dihindari karena kematian itu sendiri memang sebuah misteri.
Akan tetapi, jika jenazah warga yang meninggal dan harus dimakamkan standar protokol Covid-19 terus berlanjut, hal itu menunjukkan bahwa warga yang positif terpapar masih selalu ada. Sedangkan upaya penyembuhanyanya dengan merawat yang bersangkutan di rumah sakit bisa dipastikan mengalami kegagalan.
Menyadari sepenuhnya akan hal tersebut, papar Koordinator Tim Pemakaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati, Khayun Fulanun, maka kematian yang terjadi selama dalam kurun masa pandemi, akhirnya dianggap sebagai hal biasa. ”Kendati demikian, kami bersama seluruh tim pun selalu bertanya dan mengharap, kapan semua ini berakhirnya,” ujarnya.
Terlepas dari hal tersebut, lanjutnya, untuk kondisi pemakaman belakangan ini, dari sisi jumlah lambat-laun mulai berkurang sehingga dalam sehari mulai dari pagi, siang, sore hingga malam hari sudah mulai jauh berkurang. Seperti, Minggu (1/Agustus) 2021 kemarin, dalam sehari tim memang memakamkan empat jenazah ditambah satu lagi pemakaman satu jenazah oleh tim desa, sehingga jumlah seluruhnya lima jenazah.
Bahkan untuk tim Pati 2 (utara), dalam seharian bisa beristirahat penuh karena baru melaksanakan tugas pada petang hari, untuk memakamkan satu jenazah di Gesengan, Cluwak. Dengan demikian, dibanding sehari sebelumnya atau Sabtu (31/Juli) memang terjadi penambahan dua jenazah, karena waku itu hanya memakamkan tiga jenazah tapi Minggu kemarin menjadi lima jenazah.
Sebab, tim Pati selatan yang sekarang sudah bergabung mengingat jumlah jenazah yang dimakamkan mulai berkurang, sejak pagi cukup memakamkan tiga jenazah. ”Yang harus dimakamkan kali pertama adalah jenazah seorang warga Desa Tanjunganom, Kecamatan Gabus,” imbuh Khayun Fulanun.