PELAWAK seharusnya berkecil hati, sebab belakangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) justru tampil lebih lucu dari berbagai pelawak di televisi.
Kabarnya, KPK akan merekrut mantan narapidana kasus korupsi sebagai penyuluh anti korupsi.
Lucu kan? Puluhan pegawainya yang berprestasi dieksekusi, mantan koruptor diakomodasi. KPK yang dinahkodai Firli Bahuri memang sungguh menyukai hal-hal yang berbau polemik dan kontroversi.
Setelah isu perjalanan dinas, kini komisi antirasuah akan merekrut mantan narapidana kasus korupsi untuk menjadi duta antikorupsi. Para pencuri uang rakyat ini akan diangkat menjadi penyuluh antikorupsi.
Konon, nantinya testimoni para tikus berdasi tersebut akan dijadikan pembelajaran bagi para tahanan kasus korupsi lainnya tentang dampak korupsi dan kerugian menyandang status sebagai koruptor.
Padahal, sanksi sosial memang sudah selayaknya didapatkan oleh para koruptor tersebut, bukan malah malah memuliakan mereka dengan memberi panggung dan tempat terhormat dalam kerja-kerja pemberantasan korupsi.
Terlebih, apa mereka juga akan berani berbiacara blak-blakan ketika menjadi penyuluh nanti? Termasuk tentang bagaimana desas-desus kabar mengenai fasilitas yang mereka dapatkan selama masa tahanan.
Kebijakan ini memang terlalu konyol, jika memang pengalaman menjadi koruptor penting bagi pemberantasan korupsi di Indonesia, mengapa Firli Bahuri tidak sekalian mencoba menjadi tahanan kasus korupsi? Biar lebih menjiwai.