SAMIN-NEWS.com, PATI – Beberapa bulan lalu Jembatan Kembar di alur Kali Wesi, masuk Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana sisi timur jembatan tersebut fondasinya ambrol. Mengingat di ruas jalan tersebut arus lalu lintasnya dari Juwana ke Tayu maupun sebaliknya cukup ramai, maka perbaikan sebagian fondasi jembatan segera dilakukan oleh pihak Seksi Jembatan Bidang Binamarga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati.
Sedangkan kondisi jembatan itu sebelumnya, adalah konstruksi jembatan lama peninggalan Kolonial Belanda, maka untuk fondasi bawah meggunakan pasangan batu merah. Sedangkan konstruksi sebagaimana lazimya jembatan lama, maka model penguat konstruksinya adalah menggunakan pasangan rolak lengkung membentuk gorong-gorong.
Karena itu, papar sala seorang personel bagian inventarisasi aset jalan dan jembaan DPUTR setempat, Moch Badri menyebutkan, bahwa saat berlangsung perbaikan fondasi sisi kanan (dari arah Juwana) yang ambrol, maka sebagian fondasi bawah pun dibongkar. ”Untuk pergantiannya menggunakan penguat balok penopang dari konstruksi beton,” ujarnya.
Demikian pula untuk sebagian konstruksi lantai jembatan tersebut juga sama, sehingga sebagian lainnya masih mempertahankan konstruksi lama. Sehingga, sebagian konstruksi fondasi bawah berbentuk gorong-gorong itu praktis tidak ada peyangga, dan kemudian celah lantai jembatan sisi kanan yang baru selesai diperbaiki pun ditutup menggunakan lapis aspal.
Akan tetapi, lama kelamaan dengan melintasnya tekanan kendaraan di atasnya maka bagian fondasi jembatan lama yang melintang di bawah lantai jembatan karena tanpa penyangga pun sedikit demi sedikit mulai rontok. Akhirnya rontoknya batu merah pada kostruksi jembatan lama menimbulkan lubang, tidak hanya satu melainkan sudah dua lubang.
Upaya menutupnya sudah dilakukan tapi saat kembali banyak kendaraan yang melintas di atasnya maka sedikit demi sedikit kembali rontok dan kembali membentuk lubang. ”Karena itu upaya menutup berikutnya kami akan menggunakan kolak aspal, dan lubang tersebut terlebih dahulu kami tutup dengan karung goni, agar saat terkena getaran tidak rontok lagi,” imbuhnya. (AED)