SAMIN-NEWS.com – Di tengah penanganan wabah pandemi Covid-19 yang belum benar-benar selesai dengan baik, justru salah satu lembaga Indonesia beralih fokus pada mural seni yang dianggap sebagai bagian dari menyampaikan pendapat representasi kritik.
Belakangan, seni mural ini mencuat di kota-kota besar. Kehadirannya, merupakan suatu reaksi publik terhadap permasalahan kondisi tanah air, termasuk penanganan pandemi Covid-19. Namun, aparat berulang kali menghapus gambar seni jalanan.
Di antaranya adalah Gerakan Rakyat Gejayan Memanggil. Gerakan ini ditunjukkan dengan sikap kreatif para seniman mural dengan membuat lomba Mural Dibungkam, atas respon sikap aparat yang reaktif.
Kabarnya, mural tersebut sebagian sudah ada yang dihapus oleh aparat. Dan memang lomba itu dinilai lebih kepada mural yang dihapus oleh aparat. Namun, ketika mural-mural itu dihapuskan akan muncul mural lain baik di tempat-tempat yang sama atau lokasi-lokasi yang berbeda.
Selain di Gejayan, Yogyakarta, representasi perasaan rakyat yang dituangkan dalam gambar jalanan itu datang dari tempat lain. Seperti, Malang, Tangerang, Jakarta dan Bandung.
Hal ini menandakan, perasaan rakyat saat ini yang tidak baik-baik saja. Melihat persoalan yang dihadapi sekarang. Mulai dari penanganan hukum, korupsi, penyampaian pendapat maupun penanganan pandemi Covid-19.