Air Sumur Tua di Kompleks Makam Bupati Juwana Sepanjang Musim Tak Pernah Kering

Sumur tua dari tatanan struktur batu bata, di sisi depan sebelah kiri kompleks makam Adipati Juwana atau makam Astana Jatisari, di Desa Growong Kidul, Kecamatan Juwana.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Kawasan wilayah Kecamatan Juwana, selama bertahun-tahun atau sebelum untuk keperluan penyediaan air bersih dilayani pihak PDAM, maka tidak ada sumur warga yang airnya tidak asin. Lebih-lebih pada musim kemarau, maka penyediaan kebutuhan tersebut menjadi bermasalah sampai akhirnya perusahaan daerah itu bisa melayani kebutuhan air warga sampai di kawasan Pati timur, termasuk Kecamatan Batangan dan Kecamatan Jakenan.

Akan tetapi, dari kondisi gambaran ketersediaan air bersih di Juwana tentu menjadi permasalahan tersendiri sehingga penyediaan kebutuhan air bersih memang menjadi hal yang berharga. Kendati demikian, ada sebuah sumur yang disebut-sebut pada musim kemarau yang kadang-kadang berlangsung berbulan-bulan itu airnya tak pernah kering.

Sumur tersebut tergolong tua, karena perkiraan pembuatannya pada masa pemerintahan kolonial yang sampai sekarang kondisinya masih cukup bagus. ”Sebab, strukturnya secara fisi adalah dari konstruksi batu bata yang ditata tidak dalam bentuk bulat melingkar dinding sumurnya, melainkan dalam  bentuk segi empat,”ujar salah seorang yang tiap hari berada di komplek makam itu, dan sebut saja namanya R Kusuma.

Selebihnya, lanjut dia, kondisi air sumur tua yang tak pernah kering itu juga sangat bening, tapi masalahnya banyak warga yang tidak berani masuk ke dalam lingkungan kompleks makam. Hanya pada kondisi belakangan ini, di dalam pagar kompleks makam maupun di luar pagar sudah ditempati sejumlah warung untuk berjualan makanan.

Kendati demikian, kondisi airnya juga tidak pernah kering saat musim kemarau sehingga akhirnya warga yang ingin mendapatkan air kadang-kadang mengambil air di sumur tersebut. Sedangkan kegunaan sumur yang belum terdapat fasilitas kamar mandi itu seringnya juga digunakan untuk berwudhu bagi pengunjung yang hendak berziarah ke makam para leluhur yang disemayamkan di makam Astana Jatisari ini.

Berkait tujuan lainnya, pihaknya sering menganjurkan jika kepentingan kedatangannya itu untuk  berziarah minimal adalah ber-wudhu karena kalau hendak mandi sumur itu belum dilengkapi kamar mandi. ”Mengingat sering datangnya pengunjung juga hendak mandi disumur tersebut masalah penyediaan fasilitas itu sudah kami sampaikan kepada salah seorang pengurus yayasan,”imbuhnya.

 

Previous post Alur Kali Bangsalrejo Selesai Dinormalisasi, Sekarang Untuk Tumbuh Subur Eceng Gondok
Next post Batas Akhir Pengembalian Lahan Kawasan Lorong Indah Seperti Kondisi Semula

Tinggalkan Balasan

Social profiles