SAMIN-NEWS.com, PATI – Para petani di kawasan hulu alur Kali Juwana mulai Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo hingga Dukuh Poncomulyo, Desa Gadudero, di wilayah kecamatan yang sama, tetap mengharap ada nilai tambah dengan dikeruknya alur kali tersebut. Kendati hal itu dilakukan mulai pertemuan anatar muara Kali Juwana (JU) atau Kali Tus dengan Juwana (JU) I di sebelah barat Desa Koseken, Kecamatan Gabus, petrani lain di bagian hulunya yaitu masuk wilayah Kecamatan Kayen juga berharap hal serupa.
Sejumlah desa di wilayah Kecamatan Kayen, seperti mulai dari Desa Srikaton, Pesagi ke hilir sampai Talun dan Boloagung juga berharap manfaat dikeruknya alur kali tersebut.Yakni, pada saat musim penghujan mendatang air Kali Juwana tidak limpas ke mana-mana, utamanya ke areal persawahan para petani yang notabene pasti sudah terdapat tanaman padi muda, jika saat tanam di mulai pertengahan atau akhir Desember 2021.
Sedangkan tinggiunya curah hujan, papar beberapa petani secara terpisah berlangsung pada akhir Desember 2021 atau awal Janurai 2022 sehingga kondisi tersebut benar-benar merupakan ancaman bagi petani gagal panen. ”Akan tetapi dengan dikeruknya alur Kali Juwana, meskipun tidak secara kesuluran hal itu akan memperlancarkan gelontoran air dari hulu,” ujar salah seorang di antara mereka, Jadi dan yanto kedua petani dari Gadudero dan Baturrejo, Kecamatan Sukolilo.
Beberapa petani lainnya baik di Desa Wuwur, Kosekan, Tanjang, Babalan, Banjarsaro dan Mintobasuki, Kecamatan Gabus juga berharap hal serupa. Pengerukan alur kali tersebut, paling tidak sebelum tuntunnya musim hujan, Oktober mendatang, paling tidak sudah sampai hilir Jembatan Ngantru, di Desa Mustokoharjo, Kecamatan Pati dan Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus.
Lebih-lebih dari sisa waktu yang ada dan banyaknya alat berat yang dikerahkan, hasil pengerukan secara maklsimal bisa sampai hilir Jembatan Sampang, di Desa Tondomulyo, Kecamatan Jakenan. Dengan demikian, gelontoran air Kali Juwana dari hulu juga bisa mengalir lancar menuju muara atau ke laut, sehingga lebih baik untuk pengerukan alur kali tersebut tidak harus dalam.
Akan tetapi dengan dilakukan pengerukan yang melebar, minimal 50 meter tentu akan mampu menampung dan mengurangi terjadinya limpasan air sampai ke areal persawahan para petani. ”Dengan demikian, selain semakin ke hilir para petani seperti di Kecamatan gabus, Pati Kota bagian timur sampai Kecamatan Jakenan nanti areal persawahannya tidak sampai tergenang limpasan air alur Kali Juwana,” imbuh, M Gono, salah seorang petani di Kecamatan Pati.