SAMIN-NEWS.com, PATI – Maraknya isu hoaks di tengah masyarakat dinilai mempengaruhi pengendalian pandemi Covid-19 oleh pemerintah. Penyebaran informasi hoaks ini berseliweran di media sosial (Medsos) yang memperkeruh kondisi pandemi.
Kabid Informasi dan Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Pati, Endah Murwaningrum, mengatakan, informasi hoaks ini mulai obat penangkal Covid-19 hingga rumah sakit meng-covidkan pasien, yang berdampak pada ketidakpercayaan vaksinasi.
“Hoaks membuat masyarakat resah, bingung, tidak mengerti informasi mana benar dan mana salah,” ujar Endah dalam keterangan tertulis yang diterima Samin News, Sabtu (18/9/2021).
Menurutnya, mengapa marak terjadi hoaks, sebab sebagian masyarakat menerima informasi tidak dicermati terlebih dahulu, lantas masyarakat tergesa-gesa membagikan kepada orang lain.
Informasi hoaks, kata dia bisa diminimalisir melalui pengecekan ulang informasi, jangan asal post suatu informasi yang masih belum diketahui sumbernya. Di samping itu, pemerintah dalam hal ini menyediakan website khusus terkait informasi Covid-19.
“Saring sebelum sharing dan posting yang penting jangan yang penting posting. Masyarakat bisa mengunjungi website antihoaks.patikab.go.id, dan konsultasi mengenai perkembangan informasi Covid-19,” tegasnya.
Hingga saat ini, informasi hoaks yang ditemukan pemerintah berjumlah ribuan lebih. Pemerintah mewaspadai bahaya laten informasi yang mendasar ini.
“Berdasarkan informasi Kementerian Kominfo, sejak 29 Juli, sebesar 1.814 isu hoaks dengan sebaran sebanyak 4.142 unggahan di medsos,” ungkapnya.
Endah menjelaskan, bilamana seseorang secara terbukti berkehendak perencanaan kejahatan dengan menyebarkan informasi yang mengakibatkan rasa kebencian dan permusuhan, maka bisa dijerat pidana enam tahun penjara dan atau denda sebesar Rp 1 miliar.