Sikap Toleransi di Desa Karangsari Menjadikan Inspirasi Bagi Masyarakat Lain

Desa Pancasila

Desa Karangsari adalah desa yang sangat menginspirasi banyak orang. Desa yang terdiri dari 5 dukuh, yaitu dukuh Jentir, dukuh Cluwak, dukuh Gibing, dukuh Godang dan dukuh Sayang. Desa Karangsari sebagian dari wilayahnya adalah perkebunan karet. Saat ini PT Rumpun Sari Antan sebagai pengelola dan melakukan bagi hasil kepada Kodam IV Diponegoro, perkebunan ini juga pernah disengketakan oleh warga karangsari. Tanah ini adalah tanah keturunan Thionghoa, sejak pada tahun 1965  ada kerusuhan G 30 S, warga keturunan thionghoa banyak yang mati di bunuh dan melarikan diri, maka semua harta ditinggalkan begitu saja. Tanah ini dahulu sudah dijadikan perkebunan seperti kopi, kelapa, randu,dan lain-lain.

Kehidupan agama di Desa Karangsari sangat kondusif, walaupun agama mayoritas Islam akan tetapi pemeluk agama-agama lain seperti Budhha dan Kristen desa ini memiliki tanah yang sangat subur dengan sebagaian besar penduduk bermata pencaharian petani. Penduduk mayoritas memeluk agama Islam dan beberapa ada yang beragama Budhha dan Kristen. Pemerintah menetapkan Desa Karangsari sebagai Desa Pancasila karena masyarakat yang sangat rukun saling gotong royong dan saling berdampingan, walaupun berbeda agama tidak menjadikan hambatan bagi warga masyarakat Desa Karangsari untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Disini bisa dilihat dalam hal bangunan seperti masjid,gereja,dan vihara dalam satu lingkungan dan saling berdiri berdampingan.

Berbeda Keyakinan Dalam Satu Rumah

Toleransi di Desa Karangsari ada yang sangat menarik yaitu, ada keluarga dalam satu rumah mengikuti atau menganut keyakinan yang berbeda, yaitu langsung 3 agama sekaligus. Mengapa bisa dikatakan menarik, sebab, jarang sekali ada keluarga yang sangat rukun dalam satu rumah. bisa dijadikan inspirasi bagi masyarakat lain yang ada di Indonesia. Definisi agama memang mempunyai makna yang sangat kompleks dan pendapat para ahli yang berbeda-beda karena melihat manusia yang memeluk agama sangat bervarian dan mempunyai pengalaman yang berbeda-beda juga. Meski mereka hidup dalam masyarakat yang berbeda agama namun kehidupan sosial budaya sangatlah harmonis dan sangat rukun. Solidaritas antar umat di Desa Karangsari ini sangat erat sekali. Mereka hidup saling membantu dan saling membutuhkan dan menjunjung nilai kebesamaan. Sikap toleransi adalah suatu keharusan, karena diinginkan atau tidaknya sikap toleransi itu mutlak terjadi. Oleh karena itu, toleransi yang terjadi di masyarakat Desa Karangsari diharapkan mampu merubah hal sekecil mungkin yang mengandung resiko munculnya konflik-konflik sosial serta berbagai bentuk gejolak dalam masyarakat. Sebab itu, pada waktu bersamaan toleransi dan upaya pelestarian posifif mengarah pada tumbuhnya sikap kebersamaan dalam masyarakat.

Desa Karangsari sangatlah menginspirasi banyak orang karena kerukunannya, solidaritasnya, Toleransinya sangat membuat orang terkagum-kagum. Mereka bersama-sama menyelenggarakan acara seperti slametan ke tiga umat agama itu pun ikut serta saling membantu kegiatan keagamaan yang sedang dilakukan saudaranya. Makam mereka berada di satu lokasi untuk semua umat beragama. Di Desa Karangsari ada yang namanya punden mobor, dalam satu tahun sekali di adakan acara bersih-bersih desa. Di tempat itu sering kali di adakan seperti sedekah bumi dan doa bersama yang diikuti oleh segenap warga masyarakat Desa Karangsari sendiri. Desa yang sangat menginspirasi banyak orang dan menjadikan motivasi bagi warga desa yang lain.

Oleh : Lathifatul lailah Ainiyah
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam IAIN Kudus

Previous post Masyarakat Bisa Memilih Langsung Aktor Favorit di FFI 2021
Next post Melalui Program Makmur, Produktivitas Petani Naik 30 Persen

Tinggalkan Balasan

Social profiles