Tantangan yang Berani Membeli Lokasi Kampung Baru Diperlebar

Deretan bangunan dari berapa sisi, baik depan maupun sebelah kanan di kompleks prostitusi Kampung Baru, Desa/Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, SADAR atas tantangannya terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati, untuk membeli lokasi lahan kompleks prostitusi Kampung Baru (KB) Desa/Kecamatan Margorejo, tidak akan mendapat respons, maka ketua kelompok paguyuban KB yang bersangkutan, Darno pun mengubahnya. Sebab, tidak mungkin pemkab atau pihak berkompeten di Pati mau menempuh penyelesaian melalui cara itu, karena sudah mempunyai perhitungan lain.

Sedangkan perhitungan berdasarkan perkiraannya, bahwa sebanyak 35 pemilik lahan dan rumah di lokasi tersebut dalam waktu dekat tidak akan lagi mampu bertahan. Karena itu, yang menjadi pilihannya adalah menambah pembuatan fasilitas pospam, tepat di ujung masuk ke lokasi KB dan juga menuju arah Ngemblok, sehingga pengawasan sejak kompleks ini dinyatakan ditutup akan semakin bertambah lama.

Padahal, jujur saja, ungkap Darno, terhitung memasuki bulan ketiga karena tempat ini sudah ditutup saat diberlakukannya PPKM di masa pandemi, membuat anggota kelompoknya sudah senin-kamis. Sebab, mau mencari sumber penghidupan memang tidak ada peluang maupun kesempatan, tapi yang mengalami hal itu bukan hanya mereka semata, melainkan juga warga Margoreo yang selama ini bekerja di kompleks, baik KB, Ngemblok, Lorang Indah (LI) dan Pasar Wage.

Karena itu, jika sampai saat ini orang-orang tersebut masih mampu bertahan adalah karena masih ada barang-barang yang bisa dijual. Sedangkan bagi para perempuan anggota dari kelompok KB, sekarang ini sudah barang tentu menyebar ke mana-mana karena mereka memang harus mampu bertahan, setelah di Pati tidak ada tempat lagi untuk mencoba bertahan.

Bagian depan sisi selatan dalam kompleks KB lengkap dengan garasi serta berderetnya rumah lainnya dari depan ke belakang.(Foto:SN/aed)

Dalam kondisi seperti ini, Darno akhirnya harus ”nglenggana” dan sadar bersama anggota kelompoknya merelakan kegiatan usahanya ditutup, tapi jangan hanya sekadar ditutup melainkan harus diberikan jalan pemecahan. Sebab, penghuni dan pemilik usaha di KB ini adalah warga Margorejo, termasuk dia sendiri juga warga setempat, sehingga tidak pada tempatnya jika mereka harus dimatikan meskipun IMB atas bangunan yang ada mereka punya, serta izin usaha sebagai tempat kost juga lengkap.

Dengan ditutupnya usaha mereka, saat ini dipersilakan tapi sebagai pihak yang berwenang harus bisa menunjukkan tanggung jawabnya. Sedangkan yang diinginkan sekarang ini tak lain, mereka akan menjual harta miliknya di lokaai tersebut sebagai modal untuk alih usaha, tapi dalam keputusan menutup ternyata tidak ada satu pun jalan pemecahan yang ditawarkan kepada mereka.

Karena itu, masih dalam upaya menunjukkan bukti kepatuhannya untuk tidak buka selama dinyatakan ditutup, seharusnya imbalan atas jerih payah sikapnya ini adalah kemauan untuk mencari penyelesaian terbaik. Akan tetapi, sebagaimana diungkapkan di awal permasalahan tampak pihak yang berkompeten tidak mempunyai keberanian, untuk mengambil langkah sebagaimana tantangan yang sudah disampaikan secara terbuka.

Mengingat kondisi tersebut, pihaknya terpaksa harus memperlebar tantangan tersebut secara terbuka, siapa di antara masyarakat atau warga yang mempunyai keberanian untuk membeli lahan dan bangunan di KB, agar lokasi itu nanti benar-benar bersih dari tempat prostitusi. ”Jika berani, silakan kontak langsung, karena kami tidak akan mengunakan jasa perantara,”tandasnya.

Jika kalangan umum ada yang berani, benar-benar hebat dan patut diacungi dua jempol.!!

Previous post Tanaman Jagung di Sukolilo yang Tergenang Banjir Dijual Untuk Pakan Ternak
Next post Nelayan Pati Demo Tolak PP Nomor 85 Tahun 2021

Tinggalkan Balasan

Social profiles