Jembatan di Tengah Kawasan Hutan yang Tak Pernah Tersentuh Perbaikan

Konstruksi jembatan berlantai kayu dengan ditopang tiga pilar pada bagian tengah dan kedua ujungnya, penghubung antara wilayah Kecamatan Pucakwangi dan Kecamatan Winong, Pati lewat kawasan hutan.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com, PATI – Sebuah jembatan berlantai kayu dengan kedua ujungnya dan bagian tengah ditopang dengan pilar penyangga, adalah peninggalan masa kolonial, Belanda. Lokasinya di kawasan hutan jati antara wilayah Kecamatan Pucakwangi, yaitu Desa Lumbungmas dengan Dukuh Cabean, Desa Guyangan, Kecamatan Winong.

Lokasi tepatnya, di hilir Bendung Cabean di atas alur kali yang membentang dari selatan ke utara, dan selama ini merupakan satu-satunya jembatan di alur kali tersebut, Sehingga keberadaannya benar-benar sangat diperlukan oleh warga di kawasan itu, karena merupakan urat nadi pengangkutan hasil bumi yang ditanam warga setempat, baik jagung maupun ketela pohon (ubi kayu), termasuk tanaman lainnya berupa pisang.

Sebab, papar beberapa warga Cabean, selama ini banyak warga yang melakukan kegiatan bercocok tanam di lahan kawasan hutan, sehingga saatnya musim panen utamanya jagung dikeringkan di lahan. ”Jika ada jembatan yang bisa dilalui kendaraan roda empat, meskipun  kecil tapi dengan bak terbuka maka kami tidak akan mengalami banyak kesulitan dalam mengangkut hasil bumi,”ujar salah seorang di antara mereka, sebut saja namanya, Sumidi (56).

Dengan demikian, lanjutnya, mereka tidak harus hilir mudik dari ladang ke rumah dengan berkendara motor melewati jembatan tanpa adanya pagar pengaman tersebut. Karena itu, jika tidak warga setempat yang selama ini sudah terbiasa dengan kondisi itu, tentu tidak bisa memaksakan diri karena hal tersebut sangat berisiko, mengingat bila kebetulan habis turun hujan kondisi lantai jembatan juga sangat licin.

Apalagi, sepeda motor yang melintas dari ladang bagian ban baik roda depan mapun belakang membawa lumpur, sehingga begitu lumpur tersebut ada yang menempel pada papan lantai jembatan dampaknya menjadi licin. Kelam lagi, panjang jembatan yang mencapai 30 meter itu ternyata lebarnya juga kurang dari dua meter tanpa didukung pagar pengaman.

Untuk lantai jembatan dari kayu, selama ini terhitung cukup mampu bertahan sedikit lama, tapi jika sudah menghadapi masanya rusak dan belum siap mengganti juga membahayakan/ ”Karena jembatan tersebut akan lebih aman dan nyaman, bila pihak yang berwenang mulai berpikir untuk menggantinya dengan konstruksi jembatan, minimal lantainya dari cor beton dan dilengkapi pagar pengaman,”tandasnya.

Previous post Hari Ketiga GSMS: Menampilkan Pertunjukan Seni Tradisional Mandailing
Next post Muncul Genangan Air di Jalur Tayu-Juwana dan Tayu-Jepara

Tinggalkan Balasan

Social profiles