SAMIN-NEWS.com, PATI – Nama pulau kecil yang terletak di pinggir alur Kali Juwana, sebenarnya sudah lama dikenal masyarakat di kawasan pesisir utara, baik di Juwana dan sekitarnya. Yakni, sebagai Pulau Seprapat, masuk Desa Bendar, Kecamatan Juwana yang sampai sekarang masih ramai menjadi tempat kunjungan warga, menyusul akses jalan ke lokasi tersebut juga sudah lebar dan cukup mulus.
Dengan demikian, semua jenis kendaraan roda empat juga bisa masuk ke kawasan lokasi tersebut, sehingga tak ubahnya pulau itu seperti menjadi objek wisata, meskipun sebenarnya yang datang ke tempat ini adalah berziarah. Sehingga tempat itu bisa disebut sebagai wisata religi, karena di tengah-tengah pulau kecil itu terdapat sebuah makam yang sudah diyakini oleh warga setempat dan juga peziarah sebagai makam Mbah Datuk Lodang atau sebutan lainnya, adalah Eyang Walijaka.
Mengingat hal tersebut, papar salah seorang tokoh masyarakat setempat, H Ridwan Djamari, maka kondisi lingkungan kawasan makam yang terbuka itu memang mengundang kerawanan oleh pihak -pihak lain untuk disalahgunakan. Apalagi, setelah akses jalan menuju lokasi yang terbuka sehingga siapa saja dengan kepentingan apa bisa mendekati kawasan lingkungan pulau tersebut yang juga sudah mulai banyak berdiri warung-warung tenda.
Karena itu, untuk menjaga kemungkinan terjadinya hal-hal yang sejak semula tidak diperhitungkan yang cenderung dalam bentuk penyalahgunaan, maka warga dalam upaya menguri-uri apa yang terdapat di Pulau Seprapat, harus dilakukan pembenahan. ”Yakni, untuk lingkungan kawasan pulau dilakukan pemagaran sekelilingnya cukup tinggi, sehingga nantinya juga dipasang gerbang pintu masuk maupun keluar,”ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, pagar samping sisi utara yang berbatasan dengan lokasi kolam tambat kapal juga terpasang cukup tinggi, lengkap dengan pintu masuk dari depan dan samping. Sedangkan untuk lokasi pinggir kali dibangun pula fasilitas kamar mandi dan WC untuk para pengunjung pada hari-hari biasa, atau pada saat berlangsung haul Eyang Datuk Walijaka yang biasa berlangsung bersamaan menjelang pekan sawalan.
Untuk keperluan tersebut, memang membutuhkan biaya cukup lumayan tapi bisa diupayakan secara swadaya dari warga, utamanya para pemilik kapal penangkap ikan. Dari hasil swadaya yang dihimpun tersebut, akhirnya terkumpul dana untuk keperluan itu, karena setiap kapal iurannya adalah secara sukarela.
Maksudnya, berapa besar iuaran dari setiap pemilik kapal antara yang satu dan satunya tidak sama, yaitu tergantung dari hasil tangkapannya. Sehingga dari iuran tersebut setelah kumpul hingga sekarang bisa digunakan untuk melaksanakan penataan lingkungan kawasan pulau yang masih terus dilanjutkan oleh panitia pelaksana.
Harapan masyarakat Bendar, paling tidak hasil penataan lingkungan kawasan kapal itu benar-benar lebih maksimal sehingga nanti bisa dikelola secara maksimal pula. ”Hal tersebut sekaligus merupakan upaya pengembangan kawasan Pulau Seprapat yang sudah ditopang dengan penyediaan fasilitas kolam tambat kapal oleh Pemkab Pati,”imbuh Ridwan Djamari.