SAMIN-NEWS.com, PATI – Bulan Oktober ini keberadaan lubang Sanitary Landfill TPA Sukoharjo, Kecamatan Margorejo sudah menampung sampah buangan dari Kota Pati dan sekitarnya selama empat tahun. Satu dari lubang tersebut, atau yang sisi selatan sudah penuh dan bagian permukaannya sudah rata dengan jalan di depannya.
Jika dalam kurun waktu empat tahun saja, untuk satu lubang cukup luas sudah penuh dengan sampah buangan, hal tersebut menunjukkan betapa banyaknya sampah yang harus dibuang kelokasi TPA itu setiap harinya. Padahal upaya penataan/dan penimbunannya sudah diupayakan maksimal, sehingga hal ini harus menjadi pemikiran ke depan jika pihak yang berkompeten di Pati tidak harus membuat/menyediakan lubang sampah baru dengan sistem biasa.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, H Noor Azid ketika ditanya berkait hal itu tidak mengelak, dan bahkan sekarang rata-rata sampah yang dibuang di TPA model Sanitary Landfill itu tiap hari mencapai 200 meter kubik lebih. ”Dengan demikian, dalam kurun waktu sepekan maupun dalam waktu satu bulan sudah untuk menghitung jumlah atau volume keseluruhan tidaklah begitu sulit,”tandasnya.
Bahkan, lanjutnya, sistem ”Sanitary Landfill” ini pembuatannya akan menelan biaya cukup mahal, karena dasar lubang pembuangan dan juga bagian dinding sekelilingnya harus diberi pelapis yang tidak mudah diterobos cairan ”licid.”. Tujuannya, agar limbah cair dari proses pembusukan sampah yang bernama ”licid” jangan sampai merembes masuk ke dalam tanah, sehingga mencemari lingkungan.
Di sisi lain, pengelolaannya, tiap lapis sampah yang sudah dipadatkan secara maksimal, kemudian juga masih harus ditutup dengan lapisan tanah. Pada lapisan tanah di atasnya itulah diguanakan lagi untuk membuang sampah, dan selanjutnya dipres lagi secara maksimal, kemudian ditutup lapisan tanah lagi hingga berlapis-lapis, ternyata untuk satu lubang selama kurun waktu empat tahun sudah penuh.
Akhirnya, mau tidak mau sampah yang baru datang dari Kota Pati dan sekitarnya harus didorong masuk ke lubang di sisi utaranya, dan akan mampu menampung berapa banyak sampah. ”Jika dalam kurun waktu empat tahun berikutnya atau pada Tahun 2025 mendatang juga kembali penuh, maka saatnya harus menggali lubang pembuangan baru,”imbuhnya.