SAMIN-NEWS.com, PATI – Sastrawan Pati, Arif Khilwa mendorong agar isu-isu dan konsen budaya literasi agar selalu didengungkan. Pasalnya, literasi mempunyai hubungan erat dengan sikap dan tindakan Kebudayaan lokal. Dimulai dari komunitas-komunitas kecil sehingga pada saatnya nanti bisa berkembang dan meluas.
Hal tersebut diungkapkan Arif menanggapi persoalan masa kini abad ke 21 terkait budaya literasi minat baca masyarakat di TBM Omah Buku Kosmasari beberapa hari lalu. Menurutnya, literasi sama saja dengan penyebutan identitas ‘Jawani’ orang Jawa tapi di sisi lain meski orang Jawa tidak dianggap Jawa (Jawani, red).
“Mengapa literasi baca harus didengungkan, ini adalah umpamanya Jawa tapi tidak Jawani,” ungkap Arif Khilwa.
Menurutnya, generasi sekarang ini mempunyai tantangan lebih besar. Dalam lingkup literasi Kebudayaan lokal cenderung mengalami perubahan yang signifikan, baik gaya hidup, fashion, perilaku. Usia masih anak kecil, tetapi perilakunya kebarat-baratan. Karena faktor masuknya era globalisasi.
Oleh sebab itu, pentingnya literasi adalah melestarikan serta menjunjung aspek kehidupan lokal. Jangan sampai, karena kurangnya literasi justru melupakan dan meniru gaya hidup serba kebarat-baratan.
“Jarang yang mau mmbaca, sehingga terjadi permasalahan. Kelihatannya sederhana dan sepele,” imbuhnya yang juga pengajar di MA Salafiyah Kajen, Margoyoso ini.
Lebih lanjut, katanya pentingnya literasi sekarang ini misalnya semua orang mempunya gawai, punya internet. Maka, ini dituntut penguasaan kemampuan literasi digital. Sebab dari handphone tersebut bisa akses semua apapun, baik yang sifatnya positif hingga iklan-iklan yang negatif atau pun pornografi.
Terkait Kampung Literasi TBM Omah Buku Kosmasari di Desa Karangsari Kecamatan Cluwak, pihaknya menyatakan salah satu menjadi kampung literasi, tiga desa di Jateng.
“Artinya tidak smua desa dipilih diberi kepercayaan pemerintah bergerak di bidang literasi. Ini kebanggaan pemuda-pemuda. Di antaranya yang saya ketahui yaitu Pati, Pekalongan dan Purworejo,” pungkasnya.