SAMIN-NEWS.com, PATI – Masuknya Bidang Kebersihan dan Pertamanan menjadi Bidang Kebersihan, Persampahan dan Pertamanan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mulai awal Tahun 2022 mendatang, penataan kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, tentu akan lebih inovatif. Bidang tersebut selama ini menjadi bagian dari struktur Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati.
Harapan tersebut diungkapkan salah seorang pemerhati lingkungan hidup yang kebetulan seorang ASN, Suwiryo. Sehari-hari yang bersangkutan bertugas di Unit Pelaksana Tugas (UPT) Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) di kawasan itu, dan bahkan domisilinya selalama ini juga di kawasan yang sama, sehingga paham benar apa yang sebenarnya dilakukan untuk tahapan akhir penataan TPA.
Menurut yang bersangkutan, salah satu di antaranya, adalah pemanfaatan beberapa lahan perbukitan yang terbentuk dari timbunan sampah bertahun-tahun yang sekarang menjadi hijau karena tumbuhnya rerumputan. ”Akan tetapi kondisi itu akan lebih menarik, semisal ada yang berupaya menjadi taman bunga atau taman lainnya sehingga dari sisi lingkungan TPA tetap mempunyai nilai plus,”ujarnya.
Sekitar tiga tahun lalu, lanjutnya, sudah pernah ada pihak ketiga dari Kelompok ”Kampus Kehidupan” yang berupaya menata lingkungan kawasan TPA menjadi taman, perikanan, peternakan, dan juga penanaman tanaman penghijauan. Akan tetapi kelompok tersebut, kelihatannya kesulitan keuangan sehingga akhirnya ditinggalkan tak berkelanjutan hingga sekarang.
Padahal, salah satu hasil yang bisa dinikmati para pengunjung sehari-hari di TPA adalah terapi ikan, sehingga jika nanti kembali digagas dalam menata kawasan TPA maka fasilitas tersebut perlu kembali dihidupkan. Sedangkan untuk penataan utama adalah pemanfaatan bukit-bukit timbunan sampah yang ada, untuk diproses menjadi objek menarik seperi menjadi pusat minum kopi atau arena bermain anak-anak.
Sebenarnya banyak yang bisa digarap dalam upaya penataan kawasan lingkungan TPA, tapi yang dibutuhkan utamanya adalah ide-ide kreatif dan juga inovatif. ”Jika dikaitkan sebagai daerah tujuan wisata buatan, maka pihak DLH tentu harus bekerja sama dengan pihak pariwisata, dan juga bisa dengan Dinas Koperasi dan UMKM,”imbuh Suwiryo.