SAMIN-NEWS.com, PATI – Jika tiap hari mulai dari siang hingga sore hari hujan terus turun mengguyur, maka pihak yang selalu dibuat repot adalah rekanan pelaksana paket pekerjaan di jaringan irigasi D.I. Sampai saat ini masih ada paket pekerjaan tersebut di beberapa lokasi, karena hari kalender sesuai kontrak memang belum berakhir.
Sebab, dalam melaksanakan pekerjaan tersebut selalu terganggu dengan menumpuknya berbagai jenis ”sangkrah” dari hulu yang tersangkut di mercu bendung, sehingga jika hendak melaksanakan pekerjaan seperti pemasangan sayap baik di hulu maupun di hilir bendung harus terlebih dahulu membersihkannya. Akan tetapi, jika turunnya hujan sore hingga malam hari ”sangkrah-sangkrah” itu pagi harinya sudah menyangkut di tempat sama lagi.
Hal tersebut dibenarkan beberapa pekerja yang melaksanakan pekerjaan D.I di Bendung Bertek, di Desa Dadirejo, Kecamatan Margorejo, di mana ”sangkrah” yang dibawa hanyut di alur Kali Lengkowo, semua menyangkut di mercu bendung tersebut. ”Padahal di hulu bendung saat ini tengah berlangsung pekerjaan pemasangan sayap kanan maupun kiri,”ujar salah seorang di antara mereka yang namanya minta disebut sebagai Slamet.
Di sisi lain, salah seorang pelaksana lapangan yang melaksanakan pekerjaan pembuatan Bendung Blado Desa Bumirejo, kecamatan setempat, Tari juga menegaskan bahwa di lokasi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya juga tak jauh berbeda. Hal tersebut terjadi, karena bagi siapa saja yang berada di kawasan hulu kali ini menyiapkan pembuangan ”sangkrah” di pinggiran kali sudah saat kemarau lalu.
Jenisnya, selain potongan cabang pohon juga potongan pucuk maupun pokok bambu, serta potongan batang pohon pisang. Jika terjadi hujan deras dan luapan alur kali, maka ”sangkrah” itu pun ikut hanyut terbawa gelontoran air, dan bertemu dengan aneka sampah yang memang sengaja dibuang ke kali, semua ikut hanyut secara bersamaan.
Karena itu, hampir jarang kita temui baik di mercu bendung maupun di hulu jembatan bila terjadi gelontoran air hujan ke kali tersumbat tumpukan ”sangkrah.”Dengan demikian, tersumbatnya bendung maupun hulu jembatan tersebut menyebabkan gelontiran air di alur kali limpas dan menggenang yang memang banyak disebut orang sebagai banjir atau genangan air,”selorohnya.