SAMIN-NEWS.com, JIKA dilihat dari sisi nominal apa yang diberikan kepada para juara Lomba Dalang Anak dan Remaja se-Eks Karesidenan Pati dalam rangkaian memperingati Hari Wayang Dunia dan juga Hari Wayang Nasional, 7 November 2021, Rp 15 juta memang relatif kecil. Akan tetapi, jika dilihat dari sisi ukuran dan peluang anak dalam meraih prestasi dalam kesempatan tersebut, nilainya tentu lebih besar.
Sebab, prestasi seperti dalam Lomba Dalang Anak dan Remaja tingkat wilayah Eks-Karesidenan Pati ini diselenggarakan memang dalam rangka dan upaya memunculkan sebuah legitimasi atau pengakuan hadirnya juara. Yakni, dalang anak dan dalang remaja yang juga perlu disusul lomba yang sama untuk pengakuan kemampuan juara dari kalangan dalang dewasa, karena dari kalangan dalang tua sudah tak layak dipacu lagi kemampuannya secara maksimal.
Akan tetapi, kehadirannya di tengah kalangan dalang anak-anak, remaja maupun dewasa tetap dibutuhkan karena pengalamannya. Sehingga jika dilihat dari sisi nilai pengakuan atas kemampuannya ini adalah yang paling berharga dibanding dengan nilai nominal yang sifatnya memang selalu disebut-sebut sebagai uang pembinaan, karena semua itu juga tak bisa lepas dari kemampuan keuangan panitia.
Sebagaimana pihak PEPADI Kabupaten Pati yang kini diketuai Farid Suhanto MPd, sudah sering atau mempunyai agenda rutin penyelenggaraan lomba dalang anak maupun remaja. Untuk uang pembinaannya Rp 3 juta sebagai juara I, juara II Rp 2 juta, juara III Rp 1 juta kemudian juara harapan I Rp 700.000, juara harapan II Rp 500.000, dan juara harapan III Rp 300.000.
Ketua PEPADI Kabupaten Pati, Farid Suhanto MPd tidak mengelak akan kondisi tersebut, tapi tujuan utama diselenggarakannya lomba dalang anak dan remaja ini memang untuk mencari bibit dalang sejak usia dini. Dengan demikian diharapkan pada saatnya nanti, percaturan dalang di semua tingkatan ini bisa berkesinambungan, dan sudah barang tentu termasuk persaingannya.
Karena itu, dampak ke depannya jika ada mau menjadi dalang maka wayang sebagai warisan budaya mahakarya ini akan mampu bertahan dan tetap bisa dilestarikan. Seperti di Pati, misalnya, untuk para dalang kalangan tua juga ada, dan masih tetap eksis seperti Ki Muharso yang dalam peringatan hari wayang ini juga tampil secara bergantian dengan juara lomba dalang anak dan remaja.
Hal tersebut menunjukkan bahwa regenerasi dalang di Pati tetap berjalan, dan harapannya yang anak-anak dan remaja ini nanti mampu mengangkat nama daerahnya. Karena itu, penyelenggaraan lomba hendaknya tidak semata-mata diartikan untuk mendapatkan uang pembinaan, melainkan pengakuan oleh para yuri yang ahli di bidangnya.
Sedangkan pihaknya secara organisatoris tetap memberikan pengakuan berupa pemberian sertifikat atau piagam penghargaan dan piala kepada para juaranya. Yakni, untuk kelompok dalang anak diberikan kepada juara I Gandrung Swara Al Giffari (Pati), II Ageng Purwo Carita (Pati), dan juara III Kevin Bisma Saputra (Rembang).
Untuk juara harapan I kelompok ini diraih Haliszh Yusuf Muhammad (Pati) yang ternyata putra salah seorang anggota DPRD Jawa Tengah dari Fraksi Partai Golkar, Supriyanto alias Japrek. Juara harapan II Vincent Collin Farlian dan harapan III Wahyu Dhamma Dhara (Jepara).
Sedangkan juara I untuk kelompok dalang remaja, yaitu Mohamad Bayu Kusuma (Kudus), II Salman Hilal Muharam (Pati) dan juara III Nahnu Alfa (Pati). Juara harapan I Hamam Haidar (Pati), II Faishol Ali Zahroni (Jepara), dan juara harapan III Muhammad Rifki Hakim (Pati).