SAMIN-NEWS.com, JEPARA – Banyak warga desa di wilayah Kecamatan Kembang, Jepara mengeluh berkait dengan ditutupnya semua Puskesmas Pembantu dan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) yang ada di desa-desa, di wilayah kecamatan tersebut. Penutupan berlangsung sejak Selasa (16/November) 2021 lalu sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan.
Padahal fasilitas kesehatan tersebut selama ini memberikan pelayanan kepada warga yang membutuhkan, khususnya warga yang lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan warga yang membutuhkan layanan kesehatan tingkat pertama. Sedangkan menurut informasi pemberitahuan penutupan layanan itu dilakukan berdasarkan surat dari Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Kembang.
Surat dengan nomor 2440/681/I/2021, tanggal 15 November 2021 itu ditandatangani dr Figi Bayu Joko Saputro. Dalam surat tersebut disampaikan, penutupan Puskesmas Pembantu dan PKD berkait surat dari Dinas Kesehatan nomor 4431.1/5552 mengenai percepatan vaksinasi Covid-19.
Karena itu, untuk memaksimalkan tenaga vaksinator dan administrasi kartu vaksin, maka untuk sementara Puskesmas Pembantu dan PKD ditutup sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan. Sedangkan pelayanan kesehatan dilakukan di Puskesmas Kembang.
Terkait dengan penutupan fasilitas kesehatan itu, sejumlah warga Cepogo dan Sumanding mengeluh. ”Kalau ingin berobat kami harus menempuh perjalanan 7 kilometer,”ujar Mbah Marni (70), warga Desa Bucu.
Hal sama juga disampaikan Kayah (42), dari Desa Cepogo serta Jono dari Desa Dermolo. Kakek berusia 65 tahun ini mengaku harus naik ojek ke Kembang untuk berobat. ”Penutupan Puskesmas Pembantu sangat kami sesalkan, dan hal itu jelas pelanggaran terhadap hak asasi warga negara,”ujar salah seorang aktivis di Cepogo.
Sementara itu Kepala UPT Puskesmas Kembang , dr Figi Bayu Joko Saputro yang diminta klarifikasi membenarkan hal tersebut, dan penutupan hanya sementara. Tujuannya semata-mata untuk melindungi masyarakat di Kecamatan Kembang dari kemungkinan penyebaran Covid-19 melalui percepatan vaksinasi, mengingat ada keterbatasan jumlah tenaga kesehatan.
”Kami akan buka kembali jika vaksinasi telah mencapai angka 70 persen dosis pertama,”ujarnya. Kendati demikian ia mengaku akan menindaklanjuti keluhan warga.(hp)