SAMIN-NEWS.com, PATI – Warga Desa/Kecamatan Tambakromo, Pati, mempertanyakan pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi D.I Keden di desa setempat yang ternyata tidak tuntas. Akan tetapi anehnya, pemborong yang mengerjakan pekerjaan tersebut sudah sekitar satu bulan ini tidak tampak lagi di lokasi pekerjaan, sehingga pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya kini dibiarkan terbengkalai.
Untuk bagian pekerjaan tersebut, papar sejumlah warga jika melihat papan proyek yang terpasang seharusnya sudah dimulai sejak akhir Juli s/d akhir Oktober 2021. Ternyata setelah sekitar bekerja satu bulan, tiba-tiba pemborong tersebut tidak lagi tampak di lokasi yang sampai sekarang sudah berlangsung satu bulan. di mana yang kali pertama dikerjakan adalah pasangan batu belah untuk sayap kanan hulu bendung.
Selain itu, ada pula pembronjongan syap kanan hilir bendung sepanjang lebih dari 30 meter yang juga tidak terselesaikan, meskipun lebih dari lima meter tanggul dan jalan di lokasi itu sudah dikeruk. Karena pekerjaan tidak berlanjut, maka ancaman yang sewaktu-waktu terjadi bila di kawasan hulu terjadi hujan deras, maka ancaman terjadinya gelontoran air limpas memasuki perkampungan warga tak bisa dihindari.
Tidak hanya itu, ancaman terjadinya tanggul dan jalan di hulu dan hilir kanan yang bobol dihantam gelontoran air juga tidak bisa dihindari. ”Sebab, untuk pelaksanaan pekerjaan yang tidak tuntas itu juga mengeruk tanggul dan jalan yang sebenarnya untuk urugan dan pemadatannya belum kuat,”ujar salah seorang di antara mereka, Rebo (55).
Selebihnya, papar warga yang lain, juga ada saluran pembawa yang di sisi hulu kanan bendung tersebut bernasib sama. Padahal panjang saluran tersebut untuk kepentingan pembagian air tidak hanya untuk warga Tambakromo semata, tapi ada juga yang untuk warga Desa Sitirejo, Karangmulyo, dan juga Desa Tambahagung.
Akan tetapi, pekerjaan saluran yang panjangnya sekitar satu kilometer itu belum selesai juga sudah ditinggalkan, sehingga tanah galiannya yang belum dikembalikan menjadi berserakan. Sedangkan dampak dari peleksanaan pekerjaan tersebut akses jalan ke persawahan mengalami kerusakan cukup parah, sehingga pihak desa terpaksa harus memperbaikinya.
Dengan kondisi hasil pekerjaan seperti itu, maka warga yang bertempat tinggal di sisi kanan hulu maupun kanan hilir merasa was-was, karena bila hujan deras tidak tertutup kemungkinan terjadinya ancaman air akan limpas. ”Jika hal itu terjadi, maka air akan menggenangi rumah dan pekarangan warga, dan jika sampai ada rumah yang roboh ke mana kami meminta ganti,”tanya salah seorang wanita sebut saja namanya, Sunti.
Ditanya dalam kesempatan terpisah berkait hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, H Darno membenarkan, bahwa rekanan pemenang tender dalam pelaksanaan paket pekerjaan tersebut sudah diputus kontraknya. ”Sebab, rekanan yang bersangkutan wanprestasi sehingga sesuai ketentuan tinggal pemberlakuan sanksi,”tandasnya.